Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kekuatan Pasar Rakyat di Tiga Kota Wisata

14 Januari 2017   17:48 Diperbarui: 22 Januari 2017   08:57 1609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Penjual Makanan di Pinggir Jalan, Ubud/Dok. Pribadi
Ibu Penjual Makanan di Pinggir Jalan, Ubud/Dok. Pribadi
“Nah, kalau ada yang hilang bagaimana?”, tanyaku menyelidik. Di luar dugaan, dia menjawab, “Kalau hilang, sejak dulu tak ada yang menaruh motornya di situ”.

Saya hanya bisa manggut-manggut. Pikirku, Bali aman dari pencurian bukanlah isapan jempol belaka. Entah bagaimana situasinya saat ini.

Keunikan lainnya, pasar itu ditempati oleh para pedagang secara bergantian. Di waktu pagi, pedagang kecil membuka lapak-lapaknya di pelataran Pasar Ubud. Sementara kios-kios permanen di lantai dua, baru buka usai pedagang temporer menutup lapak-lapaknya, sekira pukul 09.00-an ke atas. Aktivitas pasar berhenti kala jelang senja tiba.

Barang Kebutuhan Sehari-hari di Pasar Ubud/Dok. Pribadi
Barang Kebutuhan Sehari-hari di Pasar Ubud/Dok. Pribadi
Aneka Bunga Dijual di Pasar Ubud/Dok. Pribadi
Aneka Bunga Dijual di Pasar Ubud/Dok. Pribadi
Kawasan Ubud, pada malam hari seolah sengaja dikondisikan berasa suwung (hening). Dalam suasana seperti itu, acapkali diisi dengan pementasan seni, seperti pertunjukan tari di Puri Ubud.

Hemat saya, Pasar Ubud populer lewat wisatawan hingga ke mancanegara bukan karena kemodernannya, tetapi karena keunikannya sebagai “Pasar Tradisional”. Ia hadir sebagai bagian dari kekayaan produk wisata budaya Bali, sehingga para wisatawan tertarik untuk mengunjunginya.

Seolah berlaku sebuah pameo, “Jika Anda ingin menikmati Bali yang sebenarnya, setidaknya sempatkan menginap sehari lagi untuk menikmati kawasan wisata Ubud, di mana Pasar Ubud menjadi bagian menarik dari sebuah perjalanan wisata”.

Keunikan Pasar Beringinharjo, Yogyakarta

Pasar Beringinharjo yang berdiri sejak tahun 1758 ini, ibarat surganya belanja di Yogyakarta. Pasar ini dikenal sebagai pasar rakyat penyedia bahan-bahan kain dan pakaian batik dengan harga relatif “miring”.

Pasar Beringinharjo Yogyakarta/Dok. Pribadi
Pasar Beringinharjo Yogyakarta/Dok. Pribadi
Pasar ini, juga menyediakan aneka macam souvenir, barang antik, olahan minuman herbal, dan kuliner bercita rasa khas Yogyakarta.

Lokasi pasarnya strategis, dekat dengan kawasan Maliboro dan Keraton Yogyakarta, ikon wisata budaya Yogya yang sangat popular.

Bangunan pasar Beringinharjo relatif luas. Tersedia area parkir, kios-kios dan los-los yang berderet-deret. Zonasi dan aksesibiltas jalur masuk cukup memudahkan konsumen mencari barang yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun