Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perwujudan GBBS di Pantai Balekambang dan Bajulmati yang Mempesona

9 Oktober 2016   22:12 Diperbarui: 9 Oktober 2016   23:46 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana tepi pantai Bajulmati, Malang Selatan, di siang hari/Dok. Pribadi

Belajar praktik menanam mangrove kepada Cak Izar (kaos hitam bertopi) di tepi sungai Bajulmati/Dok. Pribadi
Belajar praktik menanam mangrove kepada Cak Izar (kaos hitam bertopi) di tepi sungai Bajulmati/Dok. Pribadi
Penulis menanam phon mangrove di tepi sungai Bajulmati/Dok. pribadi
Penulis menanam phon mangrove di tepi sungai Bajulmati/Dok. pribadi
Kepedulian Cak Izar semacam itulah, yang perlu mendapatkan perhatian. Aksinya nyata demi perbaikan masa depan lingkungan pesisir pantai. Dia patut disebut sebagai contoh nyata perwujudan GBBS sesuai dengan kondisi di lingkungannya.

Kesadaran GBBS Perlu Disertai Hospitality

Untuk membangun GBBS, kiranya perlu menghargai kearifan lokal dan melibatkan penduduk setempat. Fokusnya adalah mewujudkan Indonesia bersih, sehat, dan yang melayani dengan ramah. Keramahtamahan (hospitality) adalah ruh dari layanan dunia jasa pariwisata. Tanpa hospitality, sebuah produk pariwisata bahari hanyalah seperti melihat benda asing yang tak bernilai.

Apa yang dilakukan oleh Masyarakat Balekambang dengan Gerakan Jum’at Bersih dan Cak Izar dengan kepedulian menanam mangrove di tepi sungai Bajulmati, adalah contoh usaha sederhana namun sarat manfaat bagi pembangunan.

Jika pulau, laut, pesisir pantai dan penduduknya diposisikan sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem pembangunan kawasan maritim terpadu, kiranya bukan mustahil Indonesia ke depan menjadi poros maritim dunia yang berdaulat secara ekonomi, politik, dan budaya. Hemat saya, itulah ruh dari Gerakan Budaya Bersih dan Senyum yang digemakan oleh Kemenko Maritim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun