Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Waste4Change: Cara Bijak Olah Sampah Dibalik TPA Bantargebang

20 Februari 2016   13:15 Diperbarui: 20 Februari 2016   13:53 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hemm… betapa panjangnya ya proses pemilahan itu. Wajar, mengapa gunung sampah di TPA Bantargebang, tak mudah dicacah dengan sekali mesin gilingan. Ibarat memasak daging dengan telur, jika dimasak dalam sekali rebusan dalam waktu yang sama, maka telurnya akan hancur terlebih dahulu, sementara dagingnya masih belum matang. Jadi, barangnya harus homogen (sejenis). Jika masyarakat mampu melakukan pemilahan dengan baik, sesungguhnya masalah sampah mudah diatasi, bahkan sudah bisa menghasilkan uang dari kegiatan pengumpulan dan pemilahan.

Saran kami, bagi calon pebisnis sampah yang hendak mendirikan usaha di sektor ini dan melibatkan komunitas, sebaiknya mematangkan dahulu pola edukasi dan kesadaran komunitas dalam mengumpulkan dan memilah-milah sampah tiap harinya. Tak harus membeli atau mengadakan mesin pencacah dan mesin sejenis terlebih dahulu.

Pengemasan Sampah (Packaging) dan Pencacahan (Crusshing)

Setelah sampah dipilah-pilah, selanjutnya dikelompokkan sesuai jenisnya dan dikemas ke dalam karung-karung. Karung-karung kemasan sejenis itu dinaikkan ke gudang untuk digiling dengan mesin penghancur sampah (chuser). Mesin penghancur bertegangan tinggi ini, membutuhkan air untuk membantu membersihkan sampah plastik yang dituangkan secara otomatis, bersamaan ketika menggiling. Karena itu, mesin crusher sebaiknya berdekatan dengan sumber air.

[caption caption="Sampah Sejenis yang telah dikemas, Dimasukkan ke dalam Mesin Pencacah (Crusher)/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Mesin Crusher Pencacah Limbah Plastik/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Mesin crusher, pencacah sampah plastik/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Sampel Hasil Olah Mesin Pencacah Sampah Plastik/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="PET, jenis limbah plastik setelah dicrusher, siap dijual/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Hasilnya, adalah plastik jenis PET berwarna putih. Produk PET dimasukkan dalam kemasan akhir, siap untuk dijual. Waktu itu, menurut Bang Saut, 1 kg PET harganya Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah). Harga ini tergolong murah, karena harga PET sedang turun ketika itu.

Sampah plastik yang sudah digiling, bisa dibuat menjadi pelet plastik. Pelet plastik, merupakan bahan setengah jadi, untuk selanjutnya bisa dibuat menjadi bermacam-macam produk, seperti bola plastik, “mandi bola” (bola plastik ukuran kecil untuk bermain mandi bola), tas kresek, tas belanja, sendok da piring plastik, tikar plastik, dan lain-lain. Namun menurut Bang Saut, Waste4Change hanya fokus menghasilkan PET.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun