Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Malang Cerdas Sediakan Bus “Halokes”, Gratis Lagi!

23 Mei 2015   17:52 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:57 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keempat, peningkatan layanan “Bus Halokes” atau Pengadaan Angkutan Massal

[caption id="attachment_419659" align="aligncenter" width="660" caption="Ilustrasi (Radang Malang, 08/12/2013)"]

14324117891885730392
14324117891885730392
[/caption]

Jika dipandang efektif untuk mencegah kejadian anak-anak sekolah berkendara sepeda motor di jalan raya, maka Bus Halokes perlu diperbanyak jumlahnya, demikian pula halte-haltenya. Selama ini masalahnya terletak pada keterbatasan tempat berangkat dan pemberhentiannya, sehingga tidak semua anak sekolah yang membutuhkannya dapat mengakses layanan “Bus Halokes”. Layanan ini dapat dihentikan, jika ada kebijakan yang mengharuskan sekolah wajib menerima siswa yang rumahnya berdekatan dengan sekolahnya, tanpa memperhatikan hasil Ujian Nasional (UN) sebagaimana berlaku selama ini. Hasil seleksi masuk sekolahlah yang membuat anak-anak harus mencari sekolah sampai jauh. Sekedar contoh, ada anak rumahnya di Merjosari, ingin masuk SMKN, karena tidak diterima di kota, maka mereka masuk di SMKN Lawang. Jauh sekali, tetapi terpaksa dilakukan.

Alternatif lain adalah mengganti semua angkot yang sudah ada dengan angkutan massal sebagaimana pernah diwacanakan pada tahun 2013. Pakar transportasi Nusa Sebayang pernah menyuarakan saatnya Malang memiliki TransMalangCity (Radar Malang, 8/12/203), semacam bus massal dengan ukuran yang sesuai dengan kondisi jalan di Malang.  Apapun namanya, yang penting mampu mengangkut penumpang secara massal, nyaman, dan masyarakat bisa sampai di tujuan tepat waktu. Karena itu, jalan-jalan penting yang menjadi akses publik harus dilewati, seperti  kantor Balai Kota, alun-alun, kampus, sekolah, pasar, dan lain sebagainya. Di sisi lain, harus didukung dengan aturan yang memungkin tidak semua kendaraan boleh masuk. Mahasiswa dan pelajar misalnya, dilarang bawa motor masuk ke dalam lingkungan kampus dan sekolah. Konsekwensinya, kampus harus menyediakan sepeda-sepeda onthel siap pakai.

Kelima, Menyiapkan Malang sebagai Kota MICE.

Di masa depan saya berharap Malang menjadi Kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition). Untuk menjadi kota industri jasa meeting, maka Malang mesti didukung dengan banyak penginapan atau hotel yang representatif. Jika tidak, event-event internasional sulit diselenggarakan di kota ini. Seiring dengan itu, perlu diperhatikan tingkat okupansi hotel, SDM dan infrastruktur jaringan telekomunikasi dan komunikasi. Transaksi uang non tunai akan berjalan dengan efektif jika didukung dengan sarana ini. Tak kalah pentingnya, pajak online layak segera diberlakukan, agar setiap hotel atau rumah penginapan apapun namanya dapat membayar pajak secara tertib dan akuntabel.

[caption caption="Hotel Spendid Inn Kota Malang/Ilustrasi/aragani.com"]

[/caption]

[caption caption="Ruang Meeting Hotel, Pendukung Kota MICE/Ilustrasi/aragani.com"]

[/caption]

Mungkin terlalu banyak harapanku melebihi kemampuan kotaku. Tetapi inilah salah satu perwujudan kepedulian warga terhadap kotanya. Saya yakin, tidak lama lagi Malang akan menjadi kota cerdas dalam arti yang sesungguhnya. Kerjasama sinergis antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat atas dasar saling “percaya” merupakan kunci keberhasilan. Tulisan ini adalah bagian kecil dari upaya menumbuhkan saling “percaya” itu. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun