Mohon tunggu...
M Miftahul Firdaus
M Miftahul Firdaus Mohon Tunggu... Insinyur - Pengagum Soekiman Wirjosandjojo

Pembelajar, Engineer, pengagum Soekiman Wirjosandjojo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Adakah Malaikat dari Lumpur?

3 Maret 2016   11:12 Diperbarui: 3 Maret 2016   13:23 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku bertanya padamu kawan, apakah ada malaikat yang diciptakan, bagi ia yang tak percaya Tuhan? Yang selalu berdalih bahwa jika ada Tuhan, ia tidak akan hidup berpijak awan di atas badai. Yang yakin bahwa jika Tuhan belum mati, ia tidak akan melihat dirinya sendiri terseret di jalan-jalan, terlindas kereta, terbawa sepanjang rel yang melintasi gubuk-gubuk para pemabuk dan kubur-kubur para pelacur.


“Bukalah kembali buku sejarahmu! Baca! Baca keras-keras bait demi bait Internasionale!” ia melolong saat kereta yang ditumpanginya penuh orang-orang yang keringatnya adalah uang-uang receh yang dibayarkan setiap bulan acapkali dengan tunggakkan.


“Tak ada penolong bagi kaum kita. Tak ada raja yang berbelaskasihan, tak ada pastor yang mengerat sedikit jubah kulitnya agar bisa kita makan, bahkan Tuhan pun enggan mengirimi kita malaikat yang membawa hidangan manna dan salwa, yang justru diturunkan pada umat Musa yang bengal seperti domba!”


“Lihatlah aku! Dari kecil tiada berhenti sembahyang lima waktu, puasa hari Sabtu, dan mengunjungi gapura-gapura dan wihara-wihara yang bersemayam di bukit biru. Tapi Tuhan tak pernah membalas doaku. Dari kecil aku selalu ikhtiar dan tawakal maksimal. Tapi tiada sekalipun ajrun adhimun untukku, bahkan yang Tuhan kirimkan untukku justru khoufun dan hazinun.”


Ia tatap lekat orang-orang di kereta dan sambil menggenggam erat botol di tangannya, ia menceracau tentang nasib yang menatap maut atas kabut, tentang kota busuk mereka yang acakadut, sementara orang-orang yang jentikan jarinya adalah sekoper penuh dollar bisa hidup di tempat yang tetes malamnya seperti bulan seribu lampu, yang terpisah dari tempat mereka sejauh ujung kuku, tapi di mata seperti jarak sidratul muntaha dengan ardlu. Tentang Tuhan yang tidak pernah mengiriminya malaikat untuk mendekap luka perihnya dengan sayap-sayapnya yang halus.


###


Jasad dilemparkan ke dalam lahat dan tujuh langkah menjauh diambil tabi’il janazat. Aku masih termenung di sana memandangi kubur pria yang kutemukan tak bernyawa sedang memegang botol di tepi jalan protokol. Tapi lamunanku terbuyar oleh suara halilintar dan jeritan orang dari dalam gundukkan. Mulutku menganga dan terdengar suara tawa. Kubalikkan badan dan di belakangku, di antara dua pohon waru, kudapati perempuan kencur yang kerudung putihnya menjulur menutupi setengah wajah.


###


Seorang malaikat tanpa sayap yang lahir dari doa serampangan pria kurus berwajah tirus yang mati menggenggam botol baru saja berujar tentang lumpur nasib. Dan perkuburan telah menjadi saksi. Seorang malaikat telah datang kepada salah seorang dari mereka yang keringatnya adalah kopek-kopek seratusan dan menjelma ke dalam bentuk gadis terindah di matanya, untuk mengujinya, yang senantiasa bermohon akan datangnya seorang malaikat yang menyapu angin busuk yang membubungi gubuk-gubuk para pemabuk dan kubur-kubur para pelacur untuk digantikan dengan wangi bebungaan surga

. Untuk mengujinya, atas perintah Yang Maha Hadir, apakah jiwanya lebih terikat kepada-Nya atau kepada malaikat yang menyembul dari balik lumpur.
Seorang malaikat tanpa sayap yang menyembul dari lumpur hitam baru saja membeberkan lontar-lontar takdir. Bahwa golem lumpur hitam tak layak menggenggam sayap malaikat tanpa sayap yang telah menyusuri rel menebarkan harum semerbak. 

Bahwa golem lumpur hitam busuk tak boleh hidup jauh-jauh dari tanah asal, yang menguarkan bau sampah busuk, minuman keras oplosan, dan darah penderitaan yang mengucur pada dahi-dahi penuh belur. Bahwa malaikat tanpa sayap yang berpendar cahaya perak adalah makhluk Tuhan yang khusus diciptakan untuk golem-golem lumpur emas, yang sekali jentikan jarinya adalah berkoper-koper penuh dollar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun