***
Malam itu Ni Luh menghubungi Rudi lewat video call whatsapp. Ni Luh tersenyum. Ia merasa telah menemukan cinta sejatinya. Ia bisa melihat lelaki muda itu menyimpan cinta yang tulus untuknya lewat obrolan yang hangat diantara keduanya. Ada sesuatu dalam hati Ni Luh yang membuatnya merasa yakin akan hal itu.
"Aku mencintaimu Ni Luh," ucap Rudi sebelum menutup video call malam itu.
Ni Luh tidak bisa memejamkan mata, pikirannya dipenuhi oleh bayangan wajah Rudi. Kebahagiaan memenuhi hati Ni Luh. Sambil merebahkan diri di ranjang, Ni Luh memainkan ponselnya.
Tiba-tiba terdengar suara pintu kamarnya terbuka. Sosok Ida Bagus Kardana muncul dari balik pintu. Ni Luh mengetahui kedatangan selingkuhannya itu. ia tidak memedulikannya. Ia tetap asik dengan ponselnya. Sehingga membuat Ida Bagus naik pitam dan merebut ponsel dari tangan Ni Luh. Ia menggeser-geser layar ponsel Ni Luh sambil mengamati foto-foto seorang lelaki muda terpampang disana.
"Oh jadi selama ini kau bermain dibelakangku? Baik... Baiklah kalau itu maumu."
Malam itu mereka berdua tidur terpisah. Ni Luh tidur dikamar, Ida Bagus di sofa. Tidak ada cinta malam itu seperti yang biasa mereka lakukan. Yang ada hanya dingin malam. Sedingin perasaan Ni Luh kepada Ida Bagus Kardana.
***
Wayan menerima pesan whatsapp dari I Putu Arsa. Ia sengaja meninggalkan nomor ponselnya agar I Putu Arsa bisa memberitahu alamat Ni Luh selama berada di Jakarta. Pagi itu, ia bisa melihat foto pembunuh adiknya. Apartemen Sunter Icon Jl. Griya Sejahtera No.1 Jakarta Utara. Begitulah caption yang tertulis dibawahnya.
Merebaknya virus korona membuat Wayan sangat berhati-hati dalam bertindak. Ia memakai sarung tangan dan masker sebelum keluar meninggalkan penginapan sore itu. Ia kemudian memesan Gojek menggunakan aplikasi di ponselnya.
Akhirnya Wayan tiba di depan apartemen Sunter Icon. Seorang petugas sekuriti berjaga di pos. Wayan meminta sopir Gojek untuk menunggunya di luar gedung apartemen.