Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Christoffel

23 April 2020   00:19 Diperbarui: 23 April 2020   00:31 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia paham bahwa pemilik jasad yang terkubur dibawah batu nisan ini adalah seorang jurnalis. Hal itu dapat ia buktikan lewat ukiran ikon bulu angsa tercelup didalam botol tinta. Ia sangat yakin karena ia pernah melihat ikon seperti ini sebelumnya dari naskah yang pernah ia baca.

"Jadi kau ada disini rupanya." gumam Cok Ngurah.

Setelah cukup lama mengamati tulisan dan berbagai lambang heraldik yang tersebar diatas batu nisan itu, Cok Ngurah mendadak tersadar akan mesik tik kuno miliknya. Segera ia berjalan meninggalkan makam untuk mengambil mesin tik CORONA 1926 didalam mobilnya.

Cok Ngurah kemudian duduk di tepi nisan sambil memangku mesin tik miliknya. Lalu ia mengambil selembar kertas didalam tas kerjanya dan memasukkan kertas itu kedalam rol penggulung mesin tik. Ia mencoba mengabadikan tulisan diatas batu nisan. Sayang sekali, usahanya gagal. Seperti sebelum-sebelumnya, tuts huruf R tidak bisa digerakkan.

"Aneh, padahal kemarin di Galeri Keraton aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau mesin tik ini baik-baik saja. Tapi sekarang..."

Cok Ngurah mengamati sekali lagi bagian dalam mesin tik CORONA 1926 itu. Ia mengguncangnya pelan-pelan. Tidak ada perubahan apapun. Tuts huruf R tetap tidak bisa digerakkan. Lalu ia mengamati sekali lagi mesin tik itu. Dibawah sinar matahari sore, terlihat dengan jelas bahwa ada sesuatu mengganjal didalam slot tuts huruf R.

Cok Ngurah mengamati sekelilingnya. Ia menemukan sebuah sapu lidi tergeletak tidak jauh dari makam. Rupanya juru kunci baru saja menggunakannya untuk membersihkan makam. Lalu ia mengambil sebatang sapu lidi, mematahkannya menjadi kecil dan memasukkannya kedalam slot dibawah tuts huruf R.

Berkat usahanya yang cukup keras, sesuatu itupun akhirnya terlepas dari dalam slot dan jatuh tepat dihadapannya. Sebuah tulang ujung jari telunjuk yang mulai membatu. Lalu ia menguburkan jari itu didekat nisan.

***

Tepat tanggal 1 November 2019, novel sejarah itu terbit sesuai harapan Cok Ngurah. Novel itu menjadi best seller di Bali. Kantor Nusa Bali Express mendapatkan omset yang cukup besar. Cok Ngurah mendapatkan promosi jabatan.

"Selamat ya Pak, akhirnya berkat usaha keras Bapak selama ini, Bapak terpilih menjadi direktur senior di kantor Bapak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun