Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cetik Badung

4 April 2020   17:02 Diperbarui: 4 April 2020   17:06 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kapan piodalan itu digelar?"

"Minggu pertama bulan Februari."

"Terimakasih Bli."

Pura yang berlokasi di daerah Karangasem itu berada diatas bukit. Bersama ribuan pemedek dari beberapa daerah di Bali, Ni Luh berjalan beriringan dari area parkir menuju Pura Silayukti. Perjalanan Ni Luh sedikit mengalami gangguan. Kain kebaya miliknya terinjak oleh pemedek lain sehingga membuat dirinya jatuh tersungkur. Seorang pemedek segera menolong Ni Luh.

"Ibu tidak apa-apa? Maafkan saya."

"Saya tidak apa-apa." balas Ni Luh yang segera meraih tangan wanita itu untuk membantunya berdiri.

"Saya Ni Made Suasti."

"Saya Ni Luh."

Perkenalan singkat itu mengantar mereka berdua kedalam sebuah percakapan yang hangat dan akrab. Terlihat mereka berdua duduk bersebelahan saat menikmati pentas Tari Rejang Dewa. Tarian sakral untuk menyambut para Dewa. Keakraban mereka berlanjut hingga acara piodalan itu selesai di malam hari.

"Kiranya izinkan saya untuk menjamu ibu dengan makan malam. Anggap saja itu adalah bentuk permintaan maaf saya atas kejadian sore tadi." ucap Ni Made Suasti yang diiringi anggukan kepala Ni Luh sebagai tanda persetujuannya.

Jamuan makan malam itu berjalan cukup menyenangkan. Mereka berdua seperti sahabat yang telah lama berpisah. Saling mencurahkan isi hati masing-masing. Mulai dari cerita tentang Ni Luh yang dicemooh oleh rekan kerjanya hingga cerita kematian suami Ni Made Suasti akibat Cetik Badung yang dikirim oleh rekan bisnis suaminya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun