Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cetik Badung

4 April 2020   17:02 Diperbarui: 4 April 2020   17:06 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ah sudahlah, lebih baik cepat kau siapkan loker untuk menyimpan mayat ini. Istriku sudah menungguku dirumah. Aku berjanji untuk pulang sebelum pukul 9 malam ini."

Mendengar ucapan I Putu Arsa, seketika wajah Ni Luh menjadi masam.

"Baik Bli, serahkan padaku." Jawab Ni Luh pelan.

Wanita paruh baya itu bukan wanita biasa. Ia adalah seorang perawat teladan di RSUP Sanglah. Wajahnya yang terlihat awet muda di usianya yang menginjak 45 tahun membuat banyak orang menyukainya. Termasuk para dokter di sana.

Meskipun ia seorang janda, ia tidak merasa rendah diri. Ia tidak merasa kesepian sama sekali. Banyak teman yang hadir dan menemani hari-harinya. Hingga suatu ketika musibah menimpanya. 

Pihak direksi RSUP Sanglah mencium kasus perselingkuhannya dengan seorang dokter bedah yang usianya lebih muda darinya. Akibat hubungannya yang terlalu dekat dengan dokter bedah itu, Ni Luh terseret dalam sebuah hubungan terlarang.

Sudah hampir setahun ia bekerja di tempat barunya. Sebuah hukuman yang diberikan oleh pihak RSUP Sanglah kepadanya. Hukuman yang lebih baik daripada pemecatan secara tidak terhormat.

Meskipun beralih profesi, pekerjaan menangani mayat tidak terlalu sulit baginya. Sebab ia sering melihat I Nyoman Anggara menangani mayat. 

Bagaimana cara memperlakukan mayat yang baru datang, prosedur apa yang harus dilakukan ketika mendapatkan mayat yang telah rusak organ tubuhnya. Hingga cara menyimpan mayat didalam lemari penyimpanan. Semuanya telah Ni Luh rekam dengan baik didalam kepalanya.

"Begitu mayat datang, catat kondisi fisik si mayat. Lalu beri nomor identitas. Tempelkan identitas itu di jempol kaki kanan si mayat. Kemudian masukkan kedalam lemari pendingin. Ingat satu hal. Jangan lupa menyalakan tombol pendingin lemari. Atur suhunya dibawah minus 10 derajat."

"Kenapa Bli?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun