Perempuan pembangkang adalah aib, oleh karenanya ia pantas untuk dibunuh.
***
Bakhtaja melihat gadis itu tak bergerak dalam genangan darah, tenggorokannya telah tersayat oleh pisau bedah dengan presisi yang sangat luar biasa.
Bakhtaja menarik napas dalam-dalam. Matanya berkaca-kaca. Beberapa detik kemudian jatuhlah butiran airmatanya. Ia menangis dalam guyuran hujan yang cukup deras malam itu. Gadis itu telah mati di tangannya.
Kebahagiaan keluarga itu kian lengkap. Hadirnya seorang bayi mungil nan cantik seolah adalah berkah dari Tuhan. Suara tangisan bayi bercampur dengan tangis haru ayah dan ibunya. Sebuah kalung perak dengan liontin berinisial huruf D melilit leher bayi itu.
"Bakhtaja, akhirnya kita memiliki anak. Dia sangat cantik seperti dirimu." bisik Deepak.
"Kau benar suamiku. Tuhan mengirimnya untuk kita."
Kamar itu terasa seperti surga. Kehadiran malaikat kecil bernama Deepali telah mengubah segalanya.
Deepali tumbuh dewasa, karir Deepak dan Bakhtaja makin menanjak.Ayah Deepali kini dipercaya sebagai kepala bagian pembedahan di Rumah Sakit Pragati. Setahun setelahnya, mereka pindah ke sebuah pemukiman mewah di daerah Katra Road Allahabad. Sebuah pemukiman untuk kalangan elit di Allahabad.
Begitupun dengan pendidikan Deepali, Deepak memindahkannya ke institusi terbaik di kota itu. Universitas Kamla Nehru menjadi pilihan Deepak untuk putrinya.