Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Permafrost - A True Friend

9 Desember 2019   23:00 Diperbarui: 9 Desember 2019   23:08 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang yang datang dan pergi dalam hidupmu, namun hanya teman sejati yang akan meninggalkan jejak di hatimu.

Rusia 2010,

Liburan musim dingin kali ini terasa menyenangkan bagi mahasiswa Universitas St.Petersburg. Rombongan mahasiswa itu berkumpul di area bermain Ski Resort Baikalsk. Deretan mobil SUV dan sedan memadati area parkir sejak pagi.

Gemerisik salju yang tergulung di bawah rel, anggur aromatik dan masakan Siberia kelas satu menyambut kedatangan mereka. Beberapa bar dan kafe ski yang nyaman telah siap untuk menghangatkan mereka dengan teh panas atau anggur. Berbagai jenis makanan ringan seperti Omichka yang menggugah selera tersaji disana. Kue dengan lelehan keju asin itu siap untuk mengisi perut-perut yang lapar.

"Anak-anak... Segera lakukan reservasi sesuai kartu yang kalian bawa."

"Tentu Pak.  Kami sudah tidak sabar menjelajahi hamparan salju disana." ucap Dmitriy Kuznets tak sabar.

"Tapi ingat, kalian harus selalu waspada. Akhir-akhir ini cuaca sedang buruk. Berbagai kemungkinan bisa terjadi di hamparan salju yang tenang itu."

"Siap Pak..."

Setelah melakukan reservasi hotel dan mendapatkan kunci kamar, Dmitriy Kuznets dan seorang teman wanitanya bergegas mengambil peralatan ski mereka. Topi dan mantel bulu tebal telah mereka pakai. Beserta penutup telinga yang terpasang di kepala, mereka terlihat mulai meluncur diatas hamparan es yang cukup ramai. Tidak ada salju yang turun siang itu.

Dmitriy melaju dengan cepatnya, diikuti oleh Anastasia dibelakangnya. Suara teriakan sesekali terdengar, diiringi suara gemerisik pepohonan pinus yang bergoyang pelan tertiup angin. Gadis bermata biru itu mengikuti setiap gerakan Dmitriy.

"Anastasia, ayo kita turun lewat lereng bukit itu. Disana pemandangannya sangat indah." ajak Dmitriy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun