Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Ebra (Part 38)

13 Juni 2019   09:56 Diperbarui: 13 Juni 2019   10:06 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       Dari balik cadar, mata Teana terlihat bulat sempurna. Berukuran besar dengan bola mata berwarna biru gelap. Mata yang penuh kewaspadaan. Sedangkan Galata memiliki garis muka yang tegas. Dengan cambang halus yang tumbuh subur di permukaan wajahnya, memberi kesan bahwa ia sangat berwibawa. Sebuah perpaduan yang sempurna jika mereka berdua bisa bersatu memimpin Bangsa Nabataea.

       Ketika perjalanan mereka hampir sampai, tiba -- tiba tubuh Teana terasa panas. Saat itu juga Teana mengerti bahwa sesuatu sedang mengintainya. Sebuah kekuatan dari bangsa lain.  Namun sayangnya ia tidak bisa menangkap dari mana asal kekuatan itu datang. Sehingga ia diam saja dan melanjutkan perjalanannya menuju Kuil Qasr Al Binth.

       Ketika tiba di kuil, seorang pendeta menyambut kedatangan rombongan Teana. Setelah mengatakan maksud kedatangannya, pendeta itu mengajak Teana untuk naik ke lantai atas kuil. Ia hanya ditemani oleh Almeera. Galata dan Shahed berjaga -- jaga diluar kuil.

       Tanpa mereka sadari, sepasang mata kehijauan mengawasi mereka dari balik batu cadas. Pemilik sepasang mata itu hanya diam tidak menimbulkan gerakan sedikitpun. Ia baru bergerak keluar dari balik batu cadas ketika melihat Teana dan rombongannya pergi meninggalkan kuil. Kini ia telah mengubah wujudnya menjadi sosok Shahed. Ia lalu berjalan memasuki kuil.

       Tidak butuh waktu lama, sosok Shahed palsu itu telah berhasil membawa Patung Dewa Dhushara. Ia telah membuat pendeta kuil untuk tutup mulut selamanya.

                "Yang Mulia Yodh pasti senang."

       Ketika Yodh mengetahui bahwa  seluruh ular yang ia kirim ke Kota Hegra telah berhasil dimusnahkan oleh Teana, Yodh murka. Ia mengirim Taw untuk mengawasi gerak-gerik Teana. Dengan bekal kekuatan pemberian Yodh, Taw akhirnya berhasil mencuri patung Dewa Dhushara dan menetralkan energi patung itu.

***

Peramal Simkath mendengar kabar kemenangan Yodh. Ia bisa merasakannya lewat udara di sekitarnya. Udara yang mengandung energi kegelapan. Ketika Yodh mengadakan ritual untuk membangkitkan Bangsa Bawah, si peramal telah mengetahuinya lewat tanda -- tanda yang disampaikan oleh alam. Tanda berupa gemuruh di langit yang gelap beserta suara -- suara ghaib yang penuh kebencian. Peramal itu telah membaca semuanya.

         Peramal Simkath merasa bahwa inilah kesempatan yang baik untuk menawarkan sebuah kerjasama kepada Yodh. Lewat percakapan yang hanya dimengerti mereka berdua, mereka berbicara satu sama lain tentang sebuah kesepakatan yang saling menguntungkan.

         Peramal Simkath melihat ekspresi Yodh lewat bola kristal bening diatas mejanya. Sebuah senyuman yang menandakan sebuah persetujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun