Manusia dibekali Tuhan berupa pikiran. Pikiran untuk merespons segala hal yang terjadi di lingkungan. Pikiran untuk mengolah cara -- cara yang akan ditempuh dalam menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya.
Namun terkadang, pikiran -- pikiran itu bekerja tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Misal, ketika kita belajar tekun untuk ulangan. Kita berpikir bahwa kita pasti akan mendapatkan hasil yang bagus. Tapi karena suatu hal, hasilnya mengecewakan.
Ketika kita dihadapkan pada sesuatu yang bertolak belakang dengan apa yang kita pikirkan, saat itulah akan muncul emosi -- emosi negatif dalam pikiran kita. Marah, benci, sedih dan emosi lainnya.
Emosi negatif itu pelan -- pelan bisa merusak fisik kita. Ketika kita marah, denyut jantung meningkat. Ketika kita sedih, airmata akan keluar dan suhu tubuh akan meningkat. Semua efek itu adalah hasil olahan penglihatan dan pendengaran kita. Yang kemudian diteruskan ke otak dan diolah oleh otak. Menghasilkan sebuah bentuk luapan emosi seperti menangis, tertawa dan tersenyum hingga rasa sakit di badan.
Lalu, bisakah emosi -- emosi negatif itu dilenyapkan? Jawabannya adalah tidak bisa. Karena emosi yang ada dalam diri kita sifatnya tidak stabil. Berubah -- ubah setiap saat. Tergantung apa yang sedang kita rasakan dan kita pikirkan saat itu.
Bagaimana cara mengatasi emosi -- emosi negatif agar tidak merusak fisik kita? Dengan menghapusnya dengan karet penghapus emosi negatif. Yang penulis maksudkan disini adalah karet penghapus imajiner. Yakni berupa sugesti diri.
Ketika kita merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan dan membuat kita tidak nyaman, otak akan memberi respon yang buruk berupa rasa pusing di kepala atau sensasi lainnya yang membuat kepala kita tidak nyaman. Efeknya adalah tubuh fisik kita akan merasakan kesestidaknyamanan itu. Rasa tidak nyaman akibat emosi negati dalam diri kita.
Untuk mengembalikan emosi kita agar menjadi stabil kembali ketika kita merasa tidak nyaman, kita membutuhkan sugesti diri. Sugesti diri akan bekerja secara maksimal jika kita mengaktifkannya saat pikiran kita berada dalam keadaan tidak nyaman. Saat itu juga dan tidak boleh ditunda -- tunda.
Bagaimana cara mengaktifkannya? Buatlah sebuah buku imajinasi dalam pikiran kita. Bayangkan kita sedang menulis ucapan -- ucapan atau sensasi yang kita rasakan dalam buku itu. Lalu hapuslah tulisan itu dengan karet penghapus emosi yang kita bayangkan segera ketika emosi negatif itu menyerang.
Cara lainnya adalah dengan mengucapkan sebuah kalimat penyangkalan terhadap emosi negatif itu secara berulang - ulang. Misalnya "Aku tidak akan menangis, aku kuat.". Dengan mengulang -- ulang kalimat penyangkalan, otak akan merespon apa yang kita ucapkan itu. Memberinya sebuah pemaksaan untuk menerima informasi yang kita ucapkan dan menyingkirkan sensasi yang kita rasakan. Semakin kuat pemaksaan itu, otak kita akan merekamnya sebagai sebuah informasi yang akan disimpan secara temporer. Seketika itu juga emosi kita akan stabil. Emosi negatif yang menyerang tidak akan mempengaruhi kita.
Kebiasaan memberikan sugesti diri seperti diatas, membutuhkan sebuah latihan yang rutin. Tidak hanya satu dua kali saja. Sebab otak harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru yang kita tanamkan kedalamnya. Semakin kita berlatih mensugesti diri, semakin baik pula kita mengatur emosi -- emosi yang mempengaruhi diri kita.