Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Zamani (Part 32)

5 November 2018   09:31 Diperbarui: 5 November 2018   09:46 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Puluhan ular -- ular itu mendesis menyusuri semak -- semak di hutan. Mengikuti arah kemana pimpinan mereka pergi. Seekor ular besar berwarna kehijauan berada paling depan memimpin anak buahnya. Membentuk semacam aliran arus ular. Menimbulkan suara gesekan ranting dan dedaunan kering di hutan. Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah tempat bertemunya dua aliran sungai yang cukup deras. Ular -- ular itu berhenti dan diam di pinggir sungai.

Tak lama setelah itu muncullah segumpal asap hitam tepat ditengah -- tengah pertemuan dua arus sungai. Semula asap hitam itu hanya sebesar lubang persembunyian tikus, namun lama -- lama makin besar dan membentuk sebuah lubang hitam dengan kilatan cahaya kebiruan didalamnya.

Satu persatu ular -- ular  itu masuk kedalam sungai dan berenang menuju lubang hitam yang menganga lebar didepan mereka. Dengan dibantu arus sungai, gerakan mereka menjadi sangat cepat. Hingga akhirnya tidak ada satupun ular di pinggir sungai. Semua ular itu telah memasuki pintu dimensi Bangsa Bawah. Pintu yang akan menghubungkan mereka dengan Kota Petra. Perlahan -- lahan lubang hitam itu menutup dan  menghilang. Suasana di hutan itu kembali hening seperti semula.

***

Keesokan paginya, penduduk Kota Petra dikejutkan oleh munculnya puluhan ular di jalanan dan rumah -- rumah mereka. Ular -- ular itu memenuhi setiap sudut kota. Para penduduk berusaha untuk mengusir ular - ular itu dengan alat seadanya. Bahkan ada yang berusaha membunuhnya. Namun usaha itu sia -- sia sebab ular -- ular itu sangat gesit dan mampu menghindari serangan dari para penduduk. Bahkan beberapa penduduk tergigit oleh ular -- ular itu. Tubuh mereka mengejang kemudian membiru. Kota Petra menjadi kacau balau.

Dalam sekejap pusat kota seperti sungai yang mengular berwarna hitam . Ular -- ular itu bergerak menuju Kompleks Al Djinn. Melewati tebing -- tebing sempit dan lorong -- lorong di Kota Petra. Semua penduduk yang ada di jalanan saling berhamburan dan menyelamatkan diri. Mereka seakan mengerti bahwa kehadiran ular -- ular hitam itu merupakan sebuah pertanda buruk. Demikian halnya para prajurit kerajaan yang sedang berjaga, mereka tidak berani mengusir ular yang jumlahnya makin banyak. Mereka hanya bisa membantu para penduduk untuk menyelamatkan diri dari gigitan ular berbisa itu.

Kehadiran Yodh dan anak buahnya dalam wujud ular tercium oleh Simkath. Peramal itu merasakan sebuah gelombang sihir yang besar memasuki kota. Ia kemudian keluar dari rumahnya. Ia memandangi langit yang mendung. Berwarna hitam keabu -- abuan.

"Ia telah tiba..." gumam Simkath.

Lalu Simkath melangkah menuju jalanan. Ia menangkap seekor ular hitam berukuran kecil yang melintas didepannya. Dengan tongkat yang dimilikinya, ia memukul ular itu tepat di kepalanya. Sehingga membuatnya tidak berdaya. Sihir Simkath telah membuat ular itu lemah. Simkath lalu memungutnya dan membiarkannya menggeliat -- geliat ditangan Simkath. Setelah ular itu tenang, ia menatap kedalam mata ular itu. ular itu mendesis menjulurkan lidahnya. Simkath berusaha membaca pikiran ular itu lewat tatapan matanya. Dengan keuatan sihirnya, Simkath berhasil mengetahui tujuan kemana ular itu pergi.

"Ternyata itu yang kau cari...." ucap Simkath lirih sambil tersenyum puas. Ia lalu melempar ular itu ke jalanan. Membiarkannya bergabung dengan ular -- ular yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun