Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Siprus (Part 17)

8 Mei 2018   14:26 Diperbarui: 8 Mei 2018   14:46 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpuluh -- puluh mil jauhnya dari Kota Petra, terdapat sebuah pulau kecil. Siprus namanya. Orang -- orang Arab biasanya berlayar kesana untuk berdagang. Dengan menggunakan kapal layar, perjalanan dari Kota Petra menuju Pulau Siprus membutuhkan waktu sebulan untuk menyeberangi Laut Mediterania. Jika keadaan laut sedang tidak tenang atau terjadi badai di tengah laut, maka perjalanan kesana akan memakan waktu lebih dari sebulan.

Di pulau itu - tepatnya di bagian barat daya, terdapat sebuah kota yang sangat ramai. Sebuah kota di tepian laut. Dengan hamparan alam berupa lautan yang luas membiru dan segarnya angin yang berhembus dari laut, membuat kota itu mudah dikenali oleh para pedagang pendatang. Terutama para pedagang dari Jazirah Arab.

Empat benteng berbentuk persegi berdiri kokoh sepanjang tepi laut. Masing -- masing bangunan benteng memiliki satu pintu masuk dan tiga jendela di tiap sisi bangunan. Pintu benteng itu dihubungkan dengan tangga yang menurun kebawah sebagai jalan untuk keluar. Letak bangunan yang cukup tinggi, membuat bangunan itu tidak akan kemasukan air saat air laut pasang sekalipun.

Benteng -- benteng itu dilengkapi dengan sebuah menara lampu menjulang tinggi keatas. Menara ini berfungsi untuk menyinari kapal yang datang berlabuh dan untuk mengawasi keadaan sekitar pantai pada malam hari. Setidaknya setiap hari diatas menara itu selalu ada satu orang penjaga lampu.

Tak jauh dari tepi pantai, terdapat sebuah balai kota bergaya Romawi berdiri dengan megah. Lima belas pilar di sisi Utara dan Selatan serta tujuh pilar disisi Timur dan Barat membuat bangunan ini nampak kokoh.

Diantara sesama pedagang Arab, penduduk kota itu terkenal dengan sebutan Orang Paphos. Yakni orang yang tinggal di Kota Paphos. Mereka terkenal akan kemahirannya dalam menempa tembaga selama ratusan tahun. Sejak pertama kali nenek moyang mereka mendarat dan mendiami Pulau Siprus.

Orang Paphos memiliki sebuah cerita turun -- temurun dari generasi ke generasi. Yakni cerita tentang manusia ular. Manusia jelmaan yang bisa merubah wujudnya menjadi wujud ular.

Cerita itu hingga kini masih dipercayai oleh mereka. Walau hanya sebatas cerita pengantar tidur.

***

Setelah hidup diatas kapal layar selama sebulan, akhirnya Simkath bisa merasakan kembali segarnya aroma daratan. Ia telah tiba di Pulau Siprus. Kapal  layar yang ditumpanginya berlabuh di pelabuhan Kota Paphos pada pagi hari. Nakhkoda kapal menurunkan jangkarnya. Para petugas kapal sibuk mengatur para penumpang agar turun dari kapal dengan tertib.

"Hei... Lewat sini. Jangan membuat jalan sendiri." teriak salah seorang petugas kapal saat melihat seorang lelaki hendak turun dari sisi kanan kapal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun