"What is this? This is belangket."
"What is that? That is goleng."
Dua kalimat diatas sering kita temui dalam lembar jawaban Ujian Akhir Semester mata pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa kelas bawah di Sekolah Dasar. Tak ayal kita langsung tertawa begitu membaca kalimat tersebut.
Bahkan lebih parahnya lagi, jawaban yang siswa berikan adalah berupa jawaban dalam Bahasa Indonesia. Yakni gambar di soal Bahasa Inggris, ditulis dalam kata Bahasa Indonesia.
Kesalahan dalam penulisan Bahasa Inggris yang dialami oleh siswa adalah hal yang sering dihadapi oleh para pengajar Bahasa Inggris. Dan itu merupakan momok bagi mereka. Sebab akan berdampak pada menurunnya nilai rata -- rata kelas.
Hari ini kebetulan di sekolah saya sedang berlangsung Ujian Akhir Semester Bahasa Inggris. Dan saya menjadi pengawas ruangan di kelas bawah. Yakni kelas 2 yang memiliki kecerdasan secara umum / rata -- rata anak pada umumnya. Tidak terlalu pandai tapi juga tidak terlalu bodoh.
Dalam kurun waktu 1 jam saya mengawasi pelaksanaan ujian, saya sengaja memeriksa jawaban siswa secara berkeliling dari bangku satu ke bangku lain. Dan secara umum saya temukan jawaban siswa adalah berupa tulisan Bahasa Inggris yang ditulis sesuai dengan bunyi ucapan yang mereka dengar. Bukan tulisan bahasa inggris sebenarnya.
Sebagai contoh adalah selimut. Dalam Bahasa Inggris ditulis blanket. Namun siswa menulisnya menjadi belangket. Mereka menulisnya sesuai dengan apa yang mereka dengar dari gurunya.
Mengapa hal itu terjadi? Jawabannya adalah alat indera siswa kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh para pengajar. Sebaiknya, saat menjelaskan kata blanket, pengajar Bahasa Inggris menggambar sebuah selimut di papan tulis lalu tulisan Bahasa Inggrisnya ditulis tepat dibawah gambar. Jadi siswa bisa mengerti arti kata blanket dan bisa menulis dan mengingat -- ingat tulisan blanket.
Kebanyakan dari para pengajar Bahasa Inggris sering mengeluhkan peserta didiknya tidak bisa menulis kata dalam Bahasa Inggris. Okelah anak didiknya bisa menulisnya, namun masih ada kesalahan kecil misalnya salah satu dua huruf. Namun yang lebih parah adalah soal itu ditulis ulang oleh siswa.
Benar -- benar menjengkelkan.