Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Al Khuraimat (Part 7)

28 April 2017   09:24 Diperbarui: 2 Mei 2017   13:28 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Didalamnya juga ada dua botol minuman anggur. Anggur itu adalah anggur terbaik yang aku punya.” ucap Aairah.

“Iya Nyonya, terimakasih. Baiklah kalau begitu. Mari aku antar Nyonya menemui seseorang yang akan membantu Nyonya.”

“Mari.”

Ketiga orang itu kemudian berjalan beriringan menuju salah satu ruangan yang ada di bagian paling ujung bukit batu itu. Jaraknya hanya beberapa meter jauhnya.

“Masuklah Nyonya, berikanlah keranjang kurma dan dombamu ini kepada lelaki yang sedang duduk berdo’a disana.” ucap pendeta itu kepada Aairah.

“Baiklah….” balas Aairah.

Tepat siang hari, saat matahari berada diatas kepala. Persembahan kurma, anggur dan domba jantan itupun dibawa menuju altar yang ada diatas bukit batu Al Khuraimat.

Altar itu berada diatas ruangan yang digunakan oleh para pendeta dan penduduk Kota Hegra untuk berdo’a. Dengan menaiki beberapa anak tangga yang mengarah menuju atas bukit, Pendeta itu membawa domba jantan Aairah.

Sesampainya di altar yang cukup lapang dan luas diatas bukit batu Al Khuraimat. Angin berhembus cukup kencang. Sinar matahari mulai meneteskan butir – butir keringat Aairah dan Hamra.

Pendeta itu menggiring domba persembahan menuju sebuah meja batu. Meja berbentuk persegi yang dipahat sedikit cekung dibagian tengahnya dan terdapat pahatan lurus mengarah keluar ke salah satu sisi meja.

Pendeta menyiapkan peralatan untuk ritual siang itu. Sebuah pisau besar untuk menyembelih domba dan cawan dari tanah liat berukuran sebesar mangkuk kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun