Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Al Khuraimat (Part 7)

28 April 2017   09:24 Diperbarui: 2 Mei 2017   13:28 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Nyonya, bantu aku untuk menaikkan domba ini keatas meja batu.” perintah pendeta.

“Hamra, tolonglah pendeta itu.” ucap Aairah kepada pelayannya.

“Baik Nyonya.” jawab Hamra.

Tak lama kemudian darah segar berwarna kemerahan menetes deras diatas meja. Pelan – pelan mengalir menuju cekungan di tengah meja. Turun pelan melewati sebuah pahatan berbentuk lurus yang menuju keluar ke salah satu sisi meja.

“Ambillah cawan itu, letakkan di sisi meja tempat darah mengalir keluar. Biarkan darah domba ini memenuhi cawan.” perintah pendeta saat darah domba mulai menetes keatas meja.

“Baik Pendeta.” ucap Aairah. Lalu iapun segera melakukan apa yang diperintahkan pendeta tadi sebelum darah domba jatuh keatas bukit batu Al Khuraimat.

“Ucapkanlah permohonanmu kepada Dewa.” ucap pendeta itu.

Dengan menghadap kearah matahari terbit, Aairah memejamkan matanya, menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Mulutnya merapalkan do’a. Angin berhembus pelan menerpa wajahnya. Menghantarkan do’anya menuju tempat para Dewa bersemayam.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun