Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Teana (Part 6 - Lanjutan 3)

21 April 2017   07:31 Diperbarui: 21 April 2017   17:00 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: goldwallpapers.com

Seketika itu suasana menjadi tegang. Tarian dan musik gambus dihentikan. Lelaki Arab itu berdiri tepat dihadapan Ghalib. Ia mencengkeram kerah jubah Ghalib hingga membuat Ghalib terhuyung kedepan.

Haydar terlepas dari genggaman tangan Ghalib, namun Manaf masih tetap siaga menahan tubuh Haydar agar tidak terjatuh.

“Kau melawanku?” tanya Khurram dengan mata melotot kemerahan. Dari mulutnya keluar aroma minuman keras yang sangat pekat. Ia telah banyak minum malam ini. Hal itu terbukti di mejanya terdapat tujuh botol minuman keras yang telah kosong. Isi botol itu telah berpindah kedalam perutnya. Mengalir menuju syaraf otaknya. Hingga memicu emosinya. Kemarahan yang sangat.

Melihat Tuannya dalam keadaan terpojok, Manaf segera menyandarkan tubuh Haydar keatas meja yang kosong. Ia berusaha melerai pertengkaran itu.

“Tuan, lepaskan Tuan saya. Bukankah ia sudah meminta maaf kepadamu?” ucap Manaf kepada Khurram.

“Kata maaf belumlah cukup. Kau belum tahu siapa aku. Aku adalah Khurram. Penguasa kedai ini. Berani – beraninya temanmu ini menyentuh kepalaku.” bentak Khurram.

Manaf tidak takut sedikitpun. Bentakan itu tidak mebuat ciut nyalinya. Otak Manaf berpikir keras. Antara mengalah atau melawan.

“Kalau aku melawan, aku pasti kalah oleh pria muda berbadan tegap ini. Kalau aku diam dan mengalah, Tuan Ghalib dalam bahaya. Apa yang harus aku lakukan?” gumam Manaf dalam hatinya. Kepalanya memikirkan berbagai kemungkinan agar bisa lepas dari situasi yang menyulitkan ini.

Tiba – tiba…

“Aku ingin minuuuummmm….” teriak Haydar dalam suaranya yang parau memecah ketegangan antara Ghalib, Manaf dan Khurram.

Saat itulah mendadak Manaf teringat akan minuman yang dibelinya tadi. Minuman yang ia gunakan untuk membangunkan Haydar dari tidurnya. Minuman yang belum sempat Haydar minum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun