Mohon tunggu...
Shofyan Kurniawan
Shofyan Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Arek Suroboyo

Lahir dan besar di Surabaya. Suka baca apa pun. Suka menulis apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Don't Look Up", Bukan Film Disaster Biasa

30 Desember 2021   13:09 Diperbarui: 30 Desember 2021   15:23 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by: @dontlookupfilm

Film bertema bencana (kiamat) cenderung bercerita soal aksi penyelamatan. Tujuannya jelas guna mencegah kepunahan umat manusia. Misalnya saja, Armageddon, 2012, Independence Day dan San Andreas. Film-film yang saya sebut di atas dipenuhi dengan aksi-aksi heroik. Dan keluarga kerap menjadi faktor penting yang membuat tokoh utamanya mati-matian berjuang.

Lewat "Don't Look Up", Adam McKay seolah ingin bilang bahwa bencana tak melulu soal aksi-aksi heroik. Melainkan juga bisa menjadi sarana untuk kritik sosial.

"Don't Look Up" memulai cerita dengan penemuan komet seukuran gunung Everest oleh seorang mahasiswi, Kate Dibiasky (Jennifer Lawrence). Penemuan itu dirayakan dengan minum-minum hingga akhirnya kegembiraan harus terhenti setelah diketahui bahwa komet itu kemungkinan besar bakal menabrak bumi. Menurut perhitungan Dr. Randall Mindy (Leonardo Dicaprio), komet bakal menghantam bumi sekitar enam bulan empat belas hari lagi.

Mengetahui kepunahan umat manusia ada di depan mata, keduanya lantas melaporkan penemuan mereka pada Bu Presiden. Karena tak mendapat respon baik, mereka lantas membocorkannya pada media. Masyarakat terbagi dua, antara yang percaya dan yang tidak.

Komedi Satire

Ketimbang disesaki adegan aksi yang bikin deg-degan, film ini lebih banyak diisi dengan kritik. Di tiap scene dan dialognya, Anda bakal menjumpai sindiran-sindiran atas sikap masyarakat modern dalam menghadapi bencana (yang mungkin akan datang).

Pemilihan kedua tokoh utama yang merupakan ilmuwan di bidang astronomi dan sains, jelas ingin menunjukkan bahwa ramalan atas bencana yang bakal datang didukung oleh data dan perhitungan rinci. Sayangnya, meski peryataan atas bencana tersebut datang dari para ahli, tak ada yang memercayai mereka.

McKay juga secara cerdas dan realistis memberi alasan mengapa pernyataan tersebut layak diabaikan. Pertama, karena tak ada yang mengenal mereka berdua. Kedua, pernyataan mereka disampaikan secara menjemukan dan memakai kosa-kata eksklusif yang hanya dimengerti ilmuwan. Ketiga, karena begitulah sikap masyarakat kita sekarang ini dalam menghadapi bencana (lebih senang dinina-bobokan dengan ilusi).

Saya jadi ingat teori psikologis soal lima tahapan yang bakal dilalui seseorang yang mendapat musibah, yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun