Mohon tunggu...
Shofyan Kurniawan
Shofyan Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Arek Suroboyo

Lahir dan besar di Surabaya. Suka baca apa pun. Suka menulis apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "The Matrix: Resurrections", Ekspektasi Saya Ketinggian

25 Desember 2021   08:17 Diperbarui: 25 Desember 2021   08:32 2426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by: @thematrixmovie

Saya tak tahu tugas Neo di sini. Sebagai The One, sang juru selamat, tugasnya telah rampung di film ketiga. Film keempat ini sendiri lebih berfokus pada keinginan Bugs, prajurit Zion yang mengidolakan Neo, untuk membawanya kembali ke realita. Neo tak mau kembali ke realita sendirian tanpa Trinity. Maka jadilah scene-scene selanjutnya hanya seputar kisah penyatuan Neo dengan Trinity yang mendapatkan halangan dari villain utama yang menghendaki mereka tetap tenggelam dalam dunia simulasi.

Tak mengherankan film ini penuh sesak dengan adegan aksi. Mulai dari baku tembak dengan peluru yang dimuntahkan secara boros; hingga baku hantam dengan koreografi yang membosankan. Ya, semua aksi di film ini terkesan murahan, tak memiliki makna bahkan untuk sekadar menciptakan ketegangan. Hal ini diperburuk dengan bergantinya beberapa aktor yang memerankan tokoh-tokoh utama ikonik di trilogi sebelumnya. Absennya Hugo Weaving (Agen Smith) juga Laurence Fishburne (Morpheus) jelas berdampak besar. Agen Smith yang baru tak punya kesan mengintimidasi, bahkan kelihatan sekali Jonathan Groff berusaha keras agar tampak bengis. Morpheus muda juga tak dapat membangkitkan ingatan saya atas Morpheus lama. Morpheus di film ini lebih terkesan ceria dan kurang berwibawa.

Hal baik di film ini barangkali kritiknya pada film-film Hollywood belakangan ini yang kerap membuat film remake dan sekuel yang terkesan dipaksakan demi meraup untung besar, dengan mengeksploitasi nostalgia kita. Sayangnya film ini malah terjebak dengan kritiknya sendiri, seperti senjata makan tuan. Lagipula film ini memang seolah ingin memenuhi sebagian fans yang ingin cinta Neo dan Trinity bisa bersatu.

Mungkin saja di situlah letak kritik sesungguhnya. Film ini mengajarkan bahwa realitas yang kau percayai hanyalah yang ada di kepalamu. Ya, film ini sama sekali tak memenuhi ekspektasi saya---mungkin juga kalian---tapi memangnya siapa suruh berekspektasi kelewat tinggi, percaya bahwa film ini bakal nyaris sama dengan bayangan di kepala saya tentang The Matrix juga Neo? Ya, salah saya sendiri ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun