Mohon tunggu...
M. Hafid
M. Hafid Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer writer

Saya merupakan penulis lepas dan pernah menjadi kontributor di beberapa media online. Sejak awal kuliah sudah aktif di organisasi jurnalistik hingga selesai kuliah dan sampai sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Gagasan Besar M. Qodari Benahi Sepak Bola Tanah Air

4 Desember 2022   08:22 Diperbarui: 4 Desember 2022   15:32 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur lembaga survei Indo Barometer, M. Qodari. Foto: istimewa

Ada dua hal penting yang disarankan oleh M. Qodari untuk meningkatkan kualitas timnas kita. Pertama, pengiriman talenta-talenta tanah air ke kompetisi-kompetisi di Eropa. Kedua, perkuat kompetisi di liga lokal. Apalagi kedua variabel ini bisa dikolaborasikan: mengirimkan pemainnya ke pentas Eropa dan sekaligus membenahi kompetisi sepak bola di tingkat lokal.

***

Bermain di Piala Dunia FIFA menjadi dambaan setiap tim nasional sepak bola di seluruh dunia. Menjadi suatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri jika bisa bermain di kompetisi sepak bola terbesar di dunia itu.

Namun yang menjadi catatan bahwa tidak semua negara bisa merumput di ajang empat tahunan tersebut, harus memenuhi kriteria dan kualifikasi tertentu. Selain itu juga harus memiliki kualitas yang mumpuni untuk bisa bersaing dengan negara-negara yang sepak bolanya sangat maju.

Sekalipun begitu, ada juga beberapa negara yang memiliki pemain yang bagus tapi tidak lolos kualifikasi Piala Dunia, hal tersebut memiliki beberapa faktor yang menjadi kendala, salah satunya adalah manajemen federasi sepak bolanya di negara itu.

Indonesia Kapan Bermain di Piala Dunia?

Timnas Indonesia memiliki rekam jejak yang buruk di pentas dunia. Selama Piala Dunia dihelat, Indonesia tercatat kurang lebih dari tiga kali berlaga. Itu pun hanya mampu masuk ke babak kualifikasi saja.

Pada Piala Dunia 2022 ini, Timnas Indonesia masih bernasib sama, yakni hanya mampu menembus kualifikasi. Timnas Indonesia kalah di setiap pertandingan, mulai dari melawan Malaysia, Thailand, dan Vietnam. 

Kegagalan demi kegagalan ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indoesia) sebagai wadah yang menaungi sepak bola Indonesia.

PSSI harus melakukan gebrakan baru dalam soal tata kelola sepak bola Indonesia. Untuk melakukan peremajaan tata kelola tersebut, PSSI harus dikelola oleh sosok yang memiliki wawasan yang luas dan memiliki sistem managerial yang bagus.

Tidak bisa PSSI itu dipimpin oleh sembarang orang, apalagi orang yang tidak memiliki konsen di bidang sepak bola. Hal itu berakibat pada Timnas Indonesia yang hanya berputar di tempat, dalam artian sepak bola Indonesia hanya mengalami kemandekan.

Gagasan M. Qodari Benahi Sepak Bola Indonesia

Bersamaan dengan itu, ternyata banyak respon baik dari pengamat sepak bola, penggemar hingga publik. Salah satu respon yang baru-baru ini, dan saya kira penting dipertimbangkan pendapatnya, adalah yang datang dari M. Qodari. Direktur Eksekutif Indobarometer memiliki pandangan yang menarik.

Salah satunya ia menegaskan bahwa jika sepak bola Tanah Air ingin tampil di Piala Dunia dan bersaing dengan negara-negara maju lainnya, maka paling tidak harus memenuhi dua aspek penting. Pertama, pemain Indonesia harus bermain di liga utama Eropa, seperti Liga Inggris, Spanyol, dan lainnya.

Menurut Qodari, untuk mendukung aspek pertama ini, PSSI bisa mengikuti 'jejak' Jepang atau negara Asia lainnya yang berlaga di Piala Dunia. Jepang berhasil mengalahkan Jerman pada babak kualifikasi Piala Dunia kali ini. Hal itu karena banyak pemain Timnas Jepang yang bermain di liga utama Eropa.

Kita tahu bahwa untuk bisa bermain di liga utama Eropa harus benar-benar orang yang punya talenta luar biasa dan memenuhi kualifikasi yang sudah ditentukan mereka. Namun jika sudah bermain di sana, maka pengalaman, mentalitas dan pola permainannya akan mengalami peningkatan yang pesat.

Aspek kedua adalah peningkatan kualitas liga di Tanah Air. Aspek yang kedua ini juga sudah dilakukan oleh mereka yang berlaga di Piala Dunia. Jepang misalnya, di antara 26 pemainya, hanya delapan orang yang bermain di Eropa, selebihnya mereka bermain di tingkat nasional. Meski begitu, kualitas liga di negara tersebut sangat bagus dan memiliki pola yang terukur sehingga pemainnya juga dapat bersaing.

Contoh yang seratus persen pemainnya berasal dari liga lokal adalah Arab Saudi. Menurut M. Qodari, apa yang ditunjukkan oleh Arab Saudi merupakan bukti nyata betapa pemain-pemain lokal pun, bila dibina dengan baik melalui penguatan kompetisi liganya, maka bukan tidak mungkin bisa bermain kompetitif di Piala Dunia. Terbukti Arab Saudi berhasil menyingkirkan Tim Tango Argentina yang dihuni pemain-pemain bintang, seperti Lionel Messi, Di Maria, Lautaro Martinez, dan pemain bintang lainnya.

Bagi Qodari, Indonesia belum memiliki kedua aspek tersebut. Sebab itu, wajar apabila Timnas Indonesia tidak 'sementereng' dan mampu kompetitif seperti negara Asia lainnya. Bahkan tidak usah jauh-jauh ke Piala Dunia, di tingkat Asia saja Indonesia masih kesusahan untuk meraih kemenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun