sebuah pena kutandaskan di kertas putih kosong
Menanggapi sore sehabis siang bolong
Gegap gempita ku ukir pahatan raut wajah lesu
agar sayup-sayup letihku terobati sepanjang waktu
Saat ini ku merengkuh asa dibalik bimbang yang hampir tumbang
Menyisihkan suka duka berdentum tak terbilang
setangkai bunga gugur terhempas di hamparan jalanan
tak lupa kutuliskan dibalik kertas putih kosong impian
Derap langkah ku coba timpali dengan untaian kata bak buah ranum
Masak lagikan harum
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!