Mohon tunggu...
M NASIHUDDIN
M NASIHUDDIN Mohon Tunggu... Jurnalis - tinggal di jombang jawa timur

Manusia amatir di persimpangan jalan, skeptis, tabu dengan segala kenormalan,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bencana Salah Siapa? Pemerintah atau Tuhankah?

21 Januari 2021   02:50 Diperbarui: 21 Januari 2021   03:09 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://news.unair.ac.id/2020/04/22/ketangguhan-perempuan-dalam-menghadapi-bencana-alam/

Bencana alam, bila datang, bisa meluluh lantakan apa saja. Gedung bertingkat, gedung sekolah, rumah sakit, toko-toko atau bangunan apa saja bisa roboh tiba-tiba bila diguncang gempa, diterjang angin atau banjir.

Jembatan bisa amblas diterjang banjir bandang dan memutus rantai transportasi pula memacetkan distribusi seperti yang terjadi di Kalimantan baru-baru ini.

Pesawat Sriwijaya air yang mendadak hilang kendali dan jatuh ke dasar laut beserta seluruh penumpang didalamnya hancur lebur dalam hitungan menit saja.

Gempa Bumi meluluh lantakan sebagian wilayah Mamuju Sulawesi Barat, Tanah Longsor di Sumedang hingga menimpa kembali para relawan yang hendak melakukan penanganan pertama dilokasi yang sama.

itulah bencana yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, tiada seorang pun mampu menolak, bila bencana telah datang. yang bisa dilakukan adalah menyelamatkan diri dan harta benda. Tapi upaya menyelamatka diri itu akan sia-sia, minimal tidak akan maksimal tanpa upaya-upaya antisipasi sebelumnya.

Dalam konteks inilah maka, kegiatan pengurangan risiko bencana atau mitigasi bencana menjadi kata kunci yang harus dilakukan, agar dampak bencana dapat di eliminasi sedemikian rupa bila bencana itu tiba.

Tidak cukup hanya berpangku tangan kepada pemerintah saja menangani masalah bencana. perlu kesadaran bersama dengan seluruh elemen masyarakatnya untuk saling berulur tangan mencegah bahkan menangani kalau sampai terjadi bencana.

Bukan saling menyalahkan, masyarakat menyalahkan pemerintahnya, pemerintah menyalahkan alamnya, terus alam menyalahkan pada siapa? apa menyalahkan Tuhannya?

Sudah cukup, saatnya bergandeng tangan, memulai dari diri sendiri dan sekitar kita. harusnya kita lebih peka dan aware dengan alam lingkungan sekitar kita. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun