Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Karena Kompasiana, Aku Menjadi Lebih Moderat

23 September 2015   10:21 Diperbarui: 23 September 2015   10:35 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KARENA KOMPASIANA, AKU MENJADI LEBIH MODERAT

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

Pada awalnya, aku gabung di Kompasiana atas rekomendasi seorang teman. Kata dia, daripada menulis di blog pribadi, tingkat keterbacaan di Kompiasana akan lebih besar. Juga sistem face to face (layaknya media sosial) memungkinkan kita untuk menjalin pertemanan, memberikan komentar langsung, mengirim pesan pribadi, dan berbagai kemudahan lainnya. Singkat cerita, pada tahun 2011 lalu, aku menjadi member Kompasiana.

Bagiku yang memang punya hobi menulis, ternyata posting tulisan di Kompasiana memiliki peluang lebih besar untuk dibaca oleh orang banyak. Terlebih di Kompasiana sudah dibuat rubrik-rubrik khusus, jadi kita tinggal memilih rubrik apa yang ingin kita isi. Sesuai dengan minat dan keahlianku, aku lebih sering mengisi di rubrik Fiksi, Opini, maupun Humaniora. Di sini aku menemukan kebebasan dan kemerdekaan untuk berekspresi, menuangkan ide, dan menyampaikan nilai dan pesan lewat tulisan.

Selain posting tulisan, aku pun mulai membaca tulisan-tulisan dari para Kompasianer lainnya. Setelah cukup lama berinteraksi, ternyata para Kompasianer cukup beragam latar belakangnya, baik dari segi usia, pekerjaan, hobi, pengalaman, hingga agama dan kepercayaan yang dianutnya. Benar-benar media yang sangat plural dan multikultural.Selain keragaman para Kompasianer, tulisan yang mereka suguhkan pun sangat beragam, mulai dari hal-hal kecil keseharian hingga tema-tema yang serius. Dari tema-tema yang bersifat transenden hingga yang profan. Dari yang ringan dan menghibur sampai yang membuat dahi berkerut. Laksana gado-gado. Semua ada. Semua lengkap.

Dari keragaman para Kopmpasianer dan tulisan mereka, memberikan manfaat yang besar bagiku. Pengetahuanku kian bertambah, wawasan kian luas, dan tentu bisa ikut berpartisipasi dalam diskusi-diskusi lewat kolom komentar; di mana hal ini bisa melatih untuk berargumen dan mengungkapkan gagasan. Melatih untuk peka, kritis, dan proaktif.

Kalau dulu aku orangnya cenderung kaku atau eksklusif. Tapi setelah bergabung di Kompasiana, hati dan pikiranku mulai terbuka. Bahwa dalam realitas keindonesiaan, kita hidup di tengah-tengah komunitas yang plural, masyarakat yang multikultural. Aku menyadari, bahwa yang diperlukan bukanlah saling menyalahkan, kebencian, atau merasa diri/golongan yang paling baik dan benar. Yang dibutuhkan adalah sikap toleransi, tenggang rasa, saling pengertian, dan penghormatan terhadap yang kita anggap beda.

Ya, di Kompasiana melatihku untuk bersikap “moderat”. Dan ternyata menjadi moderat tidaklah gampang. Perlu proses dan niat yang kuat. Syarat utamanya adalah mau membuka diri. Kita juga harus rela meninggalkan ego kita: mengelola idealisme kita dengan tepat, tidak merasa diri paling benar, juga merasa diri masih bodoh sehingga mesti terus belajar dari orang lain.

Di Kompasiana, kita juga dididik untuk memiliki etika dan tatakrama dalam ranah dunia maya. Bagaimana etika berkomentar, mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, mengungkapkan protes atau kritik. Bagaimana mengapresiasi dan menghargai karya orang lain. bagaimana jika harus mengutip tulisan orang lain maupun menggunakan gambar atau logo milik pihak tertentu.

Sebagai akhir catatan, ada cerita menarik yang pernah aku alami. Walau aku asli orang Jawa, tapi aku memiliki minat yang besar untuk menulis tema-tema bernuansa Batak Toba dan Mandailing, baik dalam bentuk opini, artikel, maupun cerpen. Pernah suatu ketika, aku ditelpon oleh seorang Bapak yang tinggal di Surabaya. Dia aslinya orang Batak Toba dan menyatakan senang dengan tulisanku. Betapa bahagianya hatiku saat itu. Orang rela kehilangan pulsa hanya sekedar ingin mengapresiasi tulisan orang lain. duh, jadi terharu dech...

Akhirnya, selamat buat Kompasiana yang mau ultah yang ke-7. Moga tetap menjadi media yang memberikan informasi, menghibur, sekaligus mencerahkan. Salam untuk para Kompasianer di mana saja berada. Semoga Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat kita semua. Amin.

(Boyolali, 21-09-2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun