Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ganti Nama, Anak Sakit-sakitan Jadi Sembuh?

17 Oktober 2018   16:59 Diperbarui: 17 Oktober 2018   21:34 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.slideshare.net/CarolineMcG

Anak kecil sering sakit mungkin masih dianggap hal biasa. Tapi jika terlalu sering sakit dan jenis sakitnya cukup berat bahkan tidak wajar, maka hal ini akan membuat orang tua cukup cemas. Walau si anak sudah sering dibawa berobat ke rumah sakit, tapi sakitnya sering kambuh, bahkan semakin parah.

Berbagai ikhtiar telah dilakukan oleh orang tua demi kesembuhan anaknya. Selain ke rumah sakit, mereka juga mencoba pergi ke berbagai pengobatan alternatif. Apalagi jika penyakit si anak dianggap penyakit yang tidak wajar alias masuk kategori penyakit nonfisik, maka pengobatan alternatif menjadi pilihan utama.

Anak yang sering sakit ini terkadang kurang jelas apa jenis penyakitnya. Entah kurang gizi, menderita kelainan tertentu, atau terkena gangguan jin, dan lain-lain. walaupun peralatan di rumah sakit sudah semakin canggih, belum tentu juga dapat mendeteksi suatu penyakit secara tepat.

Ketika orang tua sudah nyaris kehabisan cara untuk mencari kesembuhan anaknya, tiba-tiba saja ada orang tua zaman dahulu yang menyeteluk dan berkata, "Ganti saja namanya, mudah-mudahan dengan izin Allah bisa sembuh".

Mungkin kita akan berpikir, masak iya sih hanya dengan mengganti nama, orang yang sakit bisa sembuh, apa hubungannya. Memang terdengar tidak masuk akal, tapi hal ini benar adanya. Cerita ini pernah terjadi di daerah saat saya masih kecil tentang anak yang sering sakit-sakitan, kemudian diganti namanya dan akhirnya bisa sembuh.

Bagi para rasionalis, hal ini dianggap sebagai takhayul, fiksi, atau irrasional. Tapi tidak bagi saya dan juga orang-orang yang mau berpikir secara lebih mendalam dan komprehensif. 

Kita ketahui bersama bahwa manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani, badan dan jiwa. Keduanya memiliki hubungan erat satu dengan lainnya. Saling berkomunikasi dan saling mempengaruhi. Rohani dan jiwa manusia bersifat dinamis dan gaib. Jiwa bersifat spiritual, jiwa bersifat transedental. Jadi, tidak selalu segala hal yang menyangkut perihal manusia bisa dijelaskan secara ilmiah.

Keajaiban Suara 

Memanggil atau menyebut nama seseorang, berarti kita mengeluarkan suara untuk orang tersebut. Suara yang keluar dari mulut kita akan memancarkan energi kepada orang yang kita panggil. 

Secara umum, nama yang baik, panggilan yang enak didengar, suara yang lembut akan memberikan dampak positif  bagi yang mendengarnya. Hal yang baik akan memberikan kebaikan.

Sebaliknya, jika nama buruk, panggilan jelek, dan suara yang kasar akan memberikan dampak negatif bagi yang mendengarnya. Hal-hal yang tidak baik akan memancarkan getaran buruk bagi tubuh fisik, yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan.

Dengan demikian, mengganti nama yang buruk dengan nama yang lebih baik dapat menyembuhkan atau memberikan kesehatan pada seseorang. Walau sebenarnya, secara lahiriyah dan bunyi, nama sebelumnya tidaklah buruk. Akan tetapi, secara kejiwaan dan spiritual memancarkan energi negatif.

Sebagai perbandingan, pada aliran meditasi tertentu, ketika mereka sedang khusyu' melakukan meditasi, mereka sembari mengucapkan kata-kata tertentu (mantra) yang dapat memberikan pengaruh baik pada tubuh fisik maupun jiwa. 

Kata-kata yang diucapkan secara berulang-ulang, tepat, dan penuh kesungguhan diyakini dapat memberikan kekuatan, semangat, dan juga penyembuhan. Itulah salah satu metode penyembuhan diri sendiri lewat cara meditasi. Berbagai pengalaman membuktikan, meditasi dan mantra dapat dipakai untuk kasus-kasus penyakit berat.

Dalam agama Islam, kita juga mengenal doa, dzikir, dan bacaan Al Qur'an. Kalimat-kalimat Tuhan tersebut sering dibaca secara berulang-ulang oleh umat Islam setiap harinya, bahkan di setiap waktu, tempat, dan kondisi. Selain sebagai sarana kepatuhan kepada Sang Pencipta, mendekatkan diri kepadaNya, juga dapat memberikan ketenangan batin dan penyembuhan fisik dan jiwa.

Kalimat-kalimat Ilahi tersebut memancarkan energi positif (energi Ilahi) kepada pembacanya, kepada orang di sekitarnya, bahkan kepada alam semesta. Setiap kata yang diucapkan (berulang-ulang) juga memberikan getaran kepada organ-organ tubuh tertentu, yang sudah barang tentu akan membawa dampak penyembuhan dan kesehatan seseorang. 

Makanya jangan heran, jika ada orang yang sakit berat dan bertahun-tahun lamanya bisa mendapatkan kesembuhan hanya dengan melakukan doa dan dzikir secara kontinyu dan komitmen, serta dengan keyakinan penuh tentunya.

Nama adalah Doa

Para ulama dan orang tua sering berkata bahwa nama adalah doa. Nama akan membawa dampak pada keseluruhan kehidupan manusia dari lahir sampai mati, baik terkait dengan rejeki, nasib, kesehatan, dll. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk memilihkan nama yang terbaik bagi anak-anak kita.

Nama yang terbaik bukan berarti harus memakai nama-nama dari bahasa Arab atau dari kitab suci. Boleh memakai nama-nama lokal dari daerahnya masing-masing, yang terpenting itu nama yang baik dan mengandung harapan kebaikan. Jangan sampai hanya karena ikut-ikutan, ingin dianggap keren, kita memberikan nama anak kita yang aneh-aneh, susah dieja, atau bahkan terlalu panjang.

Nama adalah doa, berarti juga nama adalah karakter, nama adalah identitas, nama adalah ruh seseorang.

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun