Mohon tunggu...
M Khoirul Anwar KH
M Khoirul Anwar KH Mohon Tunggu... Pekerja Teks Komersial -

Pencatat Fenomena

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membumikan Energi Baik Demi Kehidupan yang Lebih Baik

15 Agustus 2018   23:20 Diperbarui: 16 Agustus 2018   00:38 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Balok Penanda Gas Bumi/Dok. Pribadi)

(Kantor PGN Kota Cirebon/Dok. Pribadi)
(Kantor PGN Kota Cirebon/Dok. Pribadi)
Kesepuluh, sanggup menekan subsidi gas konvensional. Rerata masyarakat Indonesia masih belum mengerti makna dan fungsi subsidi sesungguhnya. Banyak kalangan menengah atas yang tanpa malu dan riskan menggunakan gas subsidi yang sebenarnya peruntukkannya untuk masyarakat kelas bawah. Padahal, dengan mongkonversi gas subsidi ke gas bumi, di samping tidak akan merepotkan pemerintah, kita juga belajar untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan jatah dan hak kita.

Kesebelas, kuantitas lebih terjaga karena cadangan gas bumi Indonesia begitu melimpah-ruah. Saking melimpahnya bahkan Indonesia pernah menjadi eksportir gas alam cair (LNG) terbesar di dunia. Tahun 1970 hinga 1990-an memang menjadi era keemasan gas bumi di negeri ini. Dan cepat atau lambat, melalui berbagai infrastuktur dan program yang kini tengah dicanangkan, PGN bertekad untuk kembali menjemput masa-masa gemilang itu. Ini akan terlaksana tentunya jika terjadi kerjasama yang harmonis dan dinamis di segala lini. Mulai dari kementerian (BUMN, ESDM, hingga PU), pemerintah daerah, hingga masyarakat sendiri.

Sebenarnya poin-poin di atas akan menjadi daftar yang maha panjang jika kita mau mengurainya lebih jauh. Tetapi, cukuplah sebelas saja yang diketengahkan dalam kesempatan ini. Melalui sebelas keunikan dan keunggulan itulah PGN kini telah berhasil merangkul jemaat sebanyak 170.094 untuk lini rumah tangga dan 1.928 untuk sektor komersial dan UMKM yang tersebar di sekujur Indonesia. Untuk Cirebon saja, per-Oktober 2017 pelanggan gas bumi di lini rumah tangga mencapai angka 19.442, pelanggan kecil sebanyak 165, pelanggan komersial dan UMKM di angka 30, dan 72 dari sektor industri.

Tapi tentu agar gema gas bumi lebih membumi lagi ke delapan penjuru mata angin perlu langkah komprehensif dan strategis untuk menebarkan semua keunggulan itu. Salah satu yang musti digalakan adalah: edukasi yang membumi. Konotasi bumi kerap tertumbuk pada segala hal-ihwal yang sederhana tapi mengena. Sebab itu, prasyarat untuk membumikan gas bumi pertama kali adalah mencanangkan lebih banyak lagi kampanye maupun program yang sederhana tapi tepat bidikan.

(Para Pahlawan Gas Bumi/Dok. Pribadi)
(Para Pahlawan Gas Bumi/Dok. Pribadi)
Tak hanya berhenti di sosialisasi, tapi lebih penting dari itu adalah edukasi. Edukasi perlu digalakan terus menerus agar masyarakat benar-benar mengerti dan pada akhirnya turut berpartisipasi secara aktif dalam program membumikan gas bumi. Kasus penolakan masyarakat terhadap pemasangan pipa gas PGN di berbagai tempat karena kekhawatiran yang tak berdasar, akan mudah diminimalisir jika edukasi mengenai gas bumi dilakukan sejak dini.

Sebab sekali lagi, urgensi membumikan gas bumi tak semata melulu program konversi dari satu energi ke energi lain belaka. Lebih dari itu, gerakan membumikan gas bumi pada hakikatnya adalah upaya keras PGN yang tengah berjibaku mengamalkan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 bahwa: bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

PGN sudah mengawalinya. Lalu kapan kita menyambut gayungnya?

Referensi:

www.pgn.co.id

www.energibaik.com

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170518091515-85-215632/pertamina-mulai-impor-lpg-dari-as/

Porter, Michael. Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance. New York: Free Press (1985).

Reportase Lapangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun