Mohon tunggu...
Luxnaya Nabida
Luxnaya Nabida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia di Indonesia

12 Oktober 2021   14:05 Diperbarui: 12 Oktober 2021   14:08 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Problematika Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia di Indonesia
Artikel Luxnaya Nabida
 
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. Sayangnya kuantitas yang dimiliki oleh Indonesia tidak sebanding dengan kualitas yang dimiliki oleh sumber daya manusianya. Terbukti dengan masih tingginya angka kemiskinan di Indoensia. Angka kemiskinan di Indonesia jumlahnya terus naik dari tahun ke tahun bukannya menurun. Jika saja menurun pasti tahun berikutnya tetap akan mengalami lonjakan.

Agaknya dirasa sungguh ironis, Indonesia terkenal dengan kekayaan alamnya yang melimpah, dari Sabang hingga Merauke dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote, tidak sejengkal pun tanah Indonesia yang tumbuh tanpa adanya kekayaan sumber daya alam. Namun lagi-lagi banyaknya sumber daya alam yang ditemukan tidak dibarengi dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang mumpuni.

Kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan suatu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sekali pun itu hanya kebutuhan pokok yang meliputi sandang, pangan, dan papan. Kemampuan yang dimiliki oleh golongan masyarakat tersebut berada di bawah rata-rata keadaan masyarakat lainnya. Kondisi inilah yang disebut dengan kemiskinan, disaat masyarakat lebih memiliki banyak pengeluaran ketimbang pemasukan.

Kemiskinan ini didorong akibat rendahnya pendapatan yang didapatkan oleh seseorang, dengan pendapatan yang rendah, secara otomatis dia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Kemiskinan tampaknya akan menjadi fenomena panjang yang tidak berakhir di Indonesia. Kemiskinan telah melekat kepada masyarakat Indonesia, sangat sulit rasanya hanya bahkan untuk menaikkan angka harapan hidup di Indonesia. 

Seluas apapun lapangan kerja yang dibuka oleh Pemerintah Indonesia ataupun pihak swasta tidak mampu mendongkrak angka kemiskinan di negeri ini. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini. Salah satunya adalah fakto tidak mumpuninya masyarakat Indonesia untuk bangkit dari kemiskinan.

Di tengah kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia, sudah seharusnya masyarakat Indonesia tidak perlu merasakan kekurangan, karena hampir semuanya mampu disediakan oleh alam Indonesia, mulai dari kebutuhan pokok, hingga kebutuhan tersier. 

Selanjutnya jika dilihat dari kuantitas sumber daya manusia di Indonesia yang sangat melimpah, seharusnya dengan hal seperti itu Indonesia mampu mengembangkan sektor-sektor krusial yang menjunjang kesejahteraan rakyat Indonesia.

Selain menggunakan faktor terpenuhinya kebutuhan pokok suatu kelompok masyarakat untuk dapat dikatakan mengalami kemiskinan, terdapat faktor lain yang juga mengindikasikan gejala kemiskinan pada suatu masyarakat, yaitu pendidikan dan kesehatan. Dua hal ini tentunya sangat berpengaruh pada keadaan penduduk di Indonesia. 

Seseorang yang memiliki pendidikan yang memadai, cenderung akan mampu memperbaiki nasib keluarganya dan mengangkat keluarganya dari kemiskinan. Begitu juga dengan orang yang memiliki taraf kesehatan yang baik maka mengindikasikan bahwa ia memiliki taraf angka harapan hidup yang tinggi.

Sebenarnya terhadap fenomena kemiskinan ini, pemerintah telah mengupayakan beberapa hal tentunya dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia yang melimpah dan keadaan penduduk yang kuantitasnya juga sangat banyak. Namun apa yang menjadikan angka kemiskinan di Indonesia tetap tinggi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun