Industri telah memainkan peran penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan, meningkatkan daya beli dan meningkatkan kesejahteraan umum. Di Indonesia, sebagian besar industri berada di Jawa Barat, yang memiliki lebih banyak infrastruktur dan akses ke sumber daya. Namun, Jawa Timur bukan pusat industri.
Terdapat beberapa alasan utama mengapa Jawa Timur bukan pusat industri. Pertama, lokasi geografis Jawa Timur tidak kondusif untuk industri. Jawa Timur terletak di wilayah tropis, yang memiliki cuaca panas dan lembab. Cuaca ini tidak cocok untuk produksi barang dan proses manufaktur yang biasanya memerlukan udara yang lebih dingin dan kering. Kondisi iklim ini juga dapat mempengaruhi stabilitas produk dan menyebabkan kerusakan pada mesin manufaktur.
Kedua, biaya transportasi di Jawa Timur juga cukup tinggi. Hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya jalur transportasi dan biaya yang lebih tinggi untuk mengirim barang di wilayah ini. Ini menyebabkan biaya produksi menjadi lebih tinggi, yang membuat industri di Jawa Timur menjadi kurang menguntungkan.
Ketiga, sumber daya di Jawa Timur relatif rendah. Jawa Timur kurang memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan industri, seperti bahan baku, bahan bakar, peralatan, dan tenaga kerja. Tanah di Jawa Timur juga kurang luas, yang menyebabkan keterbatasan lokasi untuk industri.
Keempat, fasilitas teknologi di Jawa Timur juga relatif rendah. Berbagai macam teknologi yang diperlukan untuk menjalankan industri, seperti alat-alat komunikasi, transportasi, dan produksi, kurang tersedia di Jawa Timur.
Meskipun Jawa Timur bukan pusat industri, masih ada banyak sektor ekonomi yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Sektor pertanian dan jasa sangat penting di Jawa Timur, serta berbagai sektor kehutanan dan pariwisata yang dapat membantu perekonomian wilayah ini. Oleh karena itu, Jawa Timur harus berusaha meningkatkan infrastruktur, akses sumber daya, dan biaya transportasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.
