Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berharga bagi anak. Anak usia dini pada dasarnya memang tidak terlepas dari kata bermain. Sebab, usia dini adalah usia di mana anak senang bermain bersama teman-temannya.
Dari kegiatan bermain semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan, dari mulai aspek fisik motorik, kognitif, bahasa sampai kepada perkembangan sosial emosionalnya.
Bermain bersama teman dapat meningkatkan rasa bersosialisasi anak, dari situ anak dapat belajar memahami karakter orang lain dan memperluas empati pada orang lain. Maka dari itu tidak heran jika materi pendidikan anak usia dini mengarah kepada bermain sambil belajar.
Namun di masa sekarang dengan adanya pandemi Covid-19 ini membawa dampak yang tidak sederhana bagi dunia anak-anak. Selain pada akses sosialnya bersama teman-teman disekolah, maupun eksplorasi dirinya dengan lingkungan sekitar.
Penutupan sekolah selama masa pandemi tidak hanya mempengaruhi kualitas pembelajaran tetapi juga kesehatan mental anak. Karena, sekolah tidak hanya tempat anak belajar tetapi juga tempat mereka bersosialisasi dan berkembang secara emosional.
Maka tidak heran jika anak-anak membutuhkan perhatian dan dukungan lebih dari orang dewasa di sekitarnya untuk tetap bersemangat dan bersenang-senang selama belajar dirumah saja.
Orang tua harus menciptakan situasi belajar yang menyenangkan bagi anak. Mau tidak mau dalam situasi seperti ini orang tua harus berusaha lebih untuk anak, berusaha lebih sabar, lebih aktif, lebih kreatif dan menyenagkan.
Setelah melakukan wawancara via whatsapp kepada orang tua yang memiliki anak usia 5 tahun, beliau mengatakan “setelah lama diam dirumah yang saya rasakan anak menjadi mudah marah dan uring-uringan, mungkin karena bosan yaa jadi anak sering bertanya pada saya tentang, kapan bisa keluar bermain bersama teman-temannya lagi”
Dampak dari pembatasan sosial di masa pandemi Covid-19 ini membuat waktu bermain anak menjadi terbatas. Anak tidak bisa bermain bebas di luar dan bertemu teman-temannya, hal ini tentu sangat berpengaruh pada kesehatan mental anak, anak akan lebih murung, mudah merasa bosan dan menjadi lebih rewel.
Akan tetapi, kesehatan mental anak akan terjaga bila anak merasa senang dan bahagia karena berada di lingkungan yang aman, merasa disayang, diperhatikan, dihargai dan dipercaya oleh orang-orang dewasa disekitarnya.
Lantas, apa yang harus dilakukan oran tua dan guru agar kesehatan mental anak usia dini terjaga selama pandemi?