Mohon tunggu...
Luthfy Avian Ananda
Luthfy Avian Ananda Mohon Tunggu... Penulis - Kuli Tinta

Pernah belajar di Fakultas Hukum UII, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bukan Salah Conte

18 Februari 2018   07:29 Diperbarui: 18 Februari 2018   07:46 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antonio Conte (Foto squawka.com)

Roman Abramovich Harus Bertanggung Jawab

Namun siapa sangka karir Conte di Chelsea saat ini sedang berada di titik nadir. Itu terjadi setelah Abramovich menghadapi kenyataan bahwa kesebelasannya memiliki statistik yang buruk jika dibandingkan dengan musim lalu. Terhitung the bluessudah menelan 6 kekalahan, 5 hasil seri, dan hanya menciptakan 16 kemenangan pada musim ini. Hasil yang sudah diraih hingga sekarang tidak cukup memuaskan petinggi klub. Kebiasaan Abramovich yang selalu menyudutkan manajer sebagai penyebab utama buruknya prestasi tim sepertinya akan kembali dirasakan oleh Antonio Conte. 

Kekalahan beruntun yang terjadi berturut-turut saat menghadapi Bournemouth (0-3), dan Watford (1-4) disinyalir menambah keyakinan manajemen klub untuk segera mendepaknya sebelum musim berakhir. Tetapi faktanya, ketika memenangkan pertandingan dengan skor 3-0 menghadapi West Bromwich Albion, Selasa (2/13/2018) yang lalu, Conte masih mendampingi skuadnya di bench pemain.

Meskipun dalam berbagai kesempatan mantan pelatih tim nasional Italia itu tidak merasa khawatir jika sampai mengalami pemecatan, namun ia berkali-kali mengutarakan bahwa buruknya performa klub yang dibesutnya saat ini merupakan tanggung jawab semua pihak mulai dari dirinya sebagai manajer, pemain, dan manajemen klub. 

Selain itu ia juga mengungkapkan kekecewaannya di depan media terkait kebijakan transfer Chelsea yang dinilai gagal memenuhi kebutuhan pola permainan yang diterapkannya musim ini. Ya, pada awal musim ini Conte memang diyakini mengincar beberapa nama besar seperti striker Romelu Lukaku, Leonardo Bonucci, Alex Sandro, Virgil Van Dijk, dan Edin Dzeko. Tetapi manajemen justru memberi nama lain, yakni Alvaro Morata, Olivier Giroud, Antonio Rudiger, Emerson Palmieri, Ross Barkley, Davide Zappacosta, dan Willy Caballero. "Saya rasa saya agak buruk dalam hal meyakinkan klub untuk membeli pemain. 

Dalam aspek ini saya bisa banyak berkembang. Saya bisa belajar banyak dari pelatih lain, manajer lain, dari aspek ini. Saya harus berbicara lebih banyak dengan manajer yang sangat bagus untuk membujuk klubnya membelanjakan uang dan membeli pemain top," ungkap Conte dilansir ESPN.

Akibat protesnya kepada manajemen klub itulah yang kemudian dirumorkan menjadi faktor lain pemicu pemecatan Antonio Conte. Namun, jika memang kontrak Conte yang masih berlangsung hingga 2019 akan berakhir lebih cepat, maka menurut hemat saya, Chelsea akan menjadi klub yang paling merugi. Pasalnya, kehadirannya di awal musim lalu dengan merubah pakem permainan the blues sudah berbuah dengan kesuksesan. 

Liga Inggris dikenal dengan kompetisi yang sangat sulit. Tidak banyak pelatih yang langsung sukses di musim perdananya membesut tim Inggris walaupun ia punya nama besar. Sedangkan di Chelsea sendiri, hanya Jose Mourinho yang mampu menyamai prestasi Conte dengan langsung menjadi juara di musim pertama. Setelah kedatangan Antonio Conte, Chelsea tidak lagi bermain dengan gaya yang monoton dan pragmatis seperti sebelumnya. 

Ia juga yang kemudian membuat klub-klub inggris lainnya mengikuti pola 3-4-3 seperti yang diperagakan oleh Chelsea. Padahal sebelumnya, mayoritas klub Liga Inggris lebih suka bermain dengan formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3. Bisa dibilang datangnya Conte juga membawa trend baru dalam kompetisi Liga Inggris secara keseluruhan.

Seharusnya dengan hasil baik yang sudah diraih pada musim lalu, setidaknya manajemen Chelsea bersedia memberikan hadiah dengan memenuhi keinginan transfernya pada musim ini. Tetapi faktanya proposal nama-nama pemain yang diajukan oleh Conte tidak disetujui. Padahal pria kelahiran Lecce ini berkali-kali mengeluhkan skuadnya yang terlalu ramping untuk menjalani musim ini, mengingat Chelsea harus mengikuti kompetisi yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu. 

Menghadapi kondisi yang sudah mulai tidak sehat di dalam manajemen tim, Antonio Conte memang menjadi satu-satunya pihak yang paling tersudut. Ia tidak mungkin secara terang-terangan menentang orang-orang yang ada di atasnya. Seperti misalnya wanita cantik berdarah Rusia, Marina Granovskaia yang merupakan tangan kanan Roman Abramovich dan menjabat sebagai direktur klub. Orang kepercayaan sang pemilik itu bahkan santer diisukan bakal menggantikan peran Michael Emenalo sebagai direktur teknik yang baru saja mengundurkan diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun