Mohon tunggu...
Luthfiyah Nurlaela
Luthfiyah Nurlaela Mohon Tunggu... -

Pendidik di Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kabar dari Maluku Barat Daya (MDB) 1

24 Juli 2013   13:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:06 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ramadhan ini benar-benar berkah bagi para peserta SM-3T. Bersamaan dengan libur sekolah, karena ujian sekolah dan pembagian rapor sudah selesai, mereka memiliki waktu yang bebas untuk melakukan apa saja. Bahkan ketika sekolah sudah masuk lagi sejak tanggal 17 Juli yang lalu, aktivitas juga tidak terlalu padat, dan minggu berikutnya bahkan sudah diisi dengan kegiatan pondok Ramadhan.

Sebagian besar peserta memanfaatkan waktu libur tersebut untuk melanglang dari satu pulau ke pulau yang lain. Tentu saja dengan tetap memperhitungkan kondisi laut. Kesempatan untuk melakukan petualangan dan menjelajah di seluruh pelosok kabupaten tempat tugas, belum tentu akan ada lagi pada waktu-waktu yang akan datang. September mereka sudah harus ditarik dari tempat tugas, dan libur sekolah yang panjang hanya mereka miliki pada saat ini.

Beberapa waktu yang lalu, Nanda, peserta yang bertugas di Maluku Barat Daya (MBD), mengirim SMS kalau dia dan beberapa temannya sedang berada di Kupang. Senyampang ada kapal berlayar dari Mdona Hyera menuju Kupang. Mereka mengambil beasiswa di rekening mereka atau sekedar mengecek (maklum, di Mdona Hyera tidak ada bank, apalagi ATM). Mereka juga berbelanja keperluan sehari-hari. Dan tentu saja, juga sekalian 'refreshing', cuci mata, mencari selingan setelah berbulan-bulan hanya bergelut dengan sekolah, laut, pantai, daun singkong, dan ikan laut.

Nanda juga menanyakan, kapan kira-kira peserta SM-3T MBD akan ditarik dari tempat tugas. Sehari sebelumnya, kami memang kedatangan tamu dari Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (PPO) MBD. Maksud kedatangan beliau selain untuk menandatangani MoU untuk penyelenggaraan Program SM-3T, juga untuk membahas rencana penarikan dan pengiriman peserta SM-3T yang ditugaskan di MBD. Nanda dan teman-temannya tahu akan hal itu, dan oleh sebab itu, dia menanyakan seperti apa hasil pertemuan tersebut.

Saya katakan ke Nanda, kalau menurut pak Kadis, untuk penarikan nanti, kita bisa menggunakan kapal Marsela (kapal tersebut milik Pemda MBD). Berangkat untuk mengantar peserta baru, dua minggu kemudian, menjemput peserta yang lama.

Tidak saya duga, balasan Nanda di luar dugaan. "Apa??? Hakakak... Ibu berarti kita pulang bukan sept bu... kalo angkatan 2013 berangkat nya kapan bu..? Kita pulang sendiri aja ya bu.. hakakaa".

Saya kaget membaca respon Nanda. Sampai saya bertanya-tanya, apa salah ya SMS saya tadi. Maka saya segera meralatnya: "Alternatif lainnya, mengantar peserta baru, sambil menjemput peserta yang lama. Hayo....jok ngakak ya...".

"Maaf, bu. Itu tadi bukan saya yang jawab. Sudah deal seperti itu ya bu? Untuk jadwal penarikan berarti kita tergantung pemberangkatan angkatan 2013 bu?" Lanjut Nanda. Saya tidak menjawab pertanyaannya, malah balik bertanya: "Emangnya tadi siapa yang njawab? Nggak sopan....." Dalam pikiran saya, jawaban spontan yang dengan ngakak tadi bukan dari Nanda.

Ternyata Nanda malah telepon. Meminta maaf untuk SMS yang tidak sopan tadi. Dia bilang, yang menjawab tadi 'Nandut', bukan Nanda. Oh, ternyata dia ingin meralat jawaban tidak sopan tadi, yang ternyata itu jawaban spontan dia sendiri, dan dia merasa sangat kurang ajar, makanya merasa harus menelepon dan meminta maaf.

Saya sendiri rileks saja menanggapi permintaan maaf Nanda. Saya sangat memahami situasi hatinya. Kerinduannya untuk pulang, kejenuhannya setelah berbulan-bulan bergulat dengan rutinitas yang mungkin tak memberinya banyak pilihan, tanpa listrik, tanpa sinyal, tanpa TV, tanpa hiburan apa pun; kecuali masyarakat dan alam Mdona Hyera yang musti diakrabinya sepanjang waktu yang dimilikinya. Nanda nampak tenang setelah saya pastikan ke dia, tidak ada yang perlu saya maafkan, karena saya sangat memahami perasaan dia dan teman-teman.

Tiga hari setelah itu (14 Juli 2013), SMS nanda masuk berdesak-desakan. Inilah SMS-SMS itu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun