Mohon tunggu...
Luthfi Wildani
Luthfi Wildani Mohon Tunggu... Penulis - Pecinta Hikmah dan Kebenaran

I'm Just The Ordinary Man and Thirsty Knowledge

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudah Saatnya Membahas Fikih Lingkungan, Jangan Fikih Ibadah Melulu!

2 November 2021   11:53 Diperbarui: 2 November 2021   12:11 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: wallpaperkiss.com

Kalau diperhatikan, kenapa umat Islam sampai saat ini masih jalan di tempat, salah satu penyebabnya adalah kurang respek dan peduli terhadap isu-isu yang berkembang di dunia global, salah satunya yaitu isu tentang lingkungan. Isu--isu mengenai global warming, climate change, illegal logging, emisi karbon maupun pencemaran lingkungan kurang diminati umat Islam. 

Mereka lebih berminat untuk membahas persoalan ritual ibadah yang sudah selesai dibahas oleh para ulama terdahulu. Saling sindir dan saling berdebat diantara kelompok Islam lebih mereka gandrungi dibandingkan membahas isu lingkungan yang dampaknya sangat terasa dan riil di masyarakat.

Isu tentang lingkungan kalau tidak ditangani secara serius akan berdampak kepada keberlangsungan kehidupan umat manusia ke depan. Jadi, isu tentang lingkungan ini bukan hanya domain dan pekerjaan LSM seperti WALHI, Greenpeace dan lain sebagainya. 

Tapi hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai manusia yang mendiami bumi, terlebih di dalam Islam terdapat kredo bahwa kita merupakan khalifah yang akan memakmurkan bumi. Bagaimana implementasi kita sebagai khalifah kalau isu tentang lingkungan saja kita abai dan nggak respek untuk kita perbincangkan.

Oleh karena itu, penulis sangat berharap bahwa umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia untuk segera membahas dan memperbincangkan isu-isu terkait lingkungan ini secara serentak dan kompak di semua lini forum dan platform media sosial. 

Penulis sangat yakin jika umat Islam sudah kompak bersuara tentang isu lingkungan ini, maka pemerintah pun pasti akan meresponnya dengan berbagai kebijakan yang berorientasi kepada pelestarian lingkungan. 

Pembahasan tentang fikih lingkungan harus menjadi trending topic di linimasi media sosial supaya para netizen juga sadar bahwa lingkungan di sekitar kita sudah sedemikan rusak dan hancur.

Indonesia dianugerahi hutan yang sangat luas, sumber daya alam yang sangat berlimpah, lautan yang membentang begitu panjang. 

Namun, jika kekayaan alam ini dirusak oleh segelintir orang yang mengeksploitasinya, sedangkan kita sebagai penduduk Indonesia diam saja dan nggak mau bersuara, apakah masih layak kita (baca: umat Islam) disebut sebagai khalifatullah fil ardl? 

Bersuara nggak harus di forum bergengsi, kita cukup bersuara di media sosial atau bersuara di mimbar-mimbar masjid untuk menyadarkan umat Islam bahwa lingkungan harus kita jaga dari penjarahan yang sangat eksploitatif.

Jangan sampai umat Islam hanya terjebak dengan pembahasan seputar bid'ah, sesat dan kafir. Umat Islam dari masa ke masa hanya disibukkan oleh perdebatan teologis yang tidak ada habisnya. 

Bukan berarti penulis mencela para dai yang membahas fikih ibadah, tapi alangkah lebih baik jika pembahasan fikih lingkungan lebih dikedepankan dan digaungkan lebih luas oleh para ustadz di mimbar-mimbar masjid dan media sosial.

Dengan begitu, bargaining position umat Islam sebagai penduduk indonesia yang populasinya hampir 90 persen bisa menjadi lokomotif perubahan besar untuk pelestarian lingkungan yang harus kita jaga demi anak cucu kita di masa depan. 

Penulis sangat yakin jika kita semuanya membahas dan bersuara tentang fikih lingkungan dan merespons isu-isu lingkungan yang kian mengkhawatirkan, pemerintah pun tidak akan tinggal diam untuk segera menindak tegas para pelaku perusak lingkungan. 

Tapi jika kita masih abai dan bodo amat dengan isu lingkungan, ya tunggu saja malapetaka besar akan datang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun