Mohon tunggu...
Luthfi Kenoya
Luthfi Kenoya Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat Senja dan Kopi

S2 Ilmu Politik Universitas Indonesia | "A little Learning is dangerous thing" | find me at Instagram, Line, Twitter, Facebook, Linkedln by ID: @Luthfikenoya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Analisa "Statement" Ketum PB HMI: Siapa yang Sebenarnya Politis?

22 September 2018   23:37 Diperbarui: 23 September 2018   00:07 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada yang menarik dari statement Respiratori Saddam Al Jihad selaku Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI). Biasanya saya tidak banyak berkomentar mengenai aktivitas HMI, terutama karena saya termasuk anggota HMI yang pasif selama ini. 

Tapi akhir-akhir melihat perjuangan teman-teman turun aksi, di luar pro-kontra kebijakan pemerintah, justru malah direspon berbeda oleh ketum PB HMI. Saya mencoba untuk menggarisbawahi beberapa statement yang menarik dari beliau, seperti: "sebagai kaum yang terdidik di kampus, kita mesti memastikan bahwa demonstrasi yang terjadi bebas dari kepentingan politik praktis, karena HMI adalah organisasi yang besar. Sehingga mudah disusupi kelompok tertentu." Dikutip dari www.medcom.id.

Pertama-tama penulis mengenali statement tersebut sebagai pijakan utama paradigm Behavioralis yang menghendaki pengetahuan bebas nilai, oleh karenanya dalam ilmu politik terjadi proses sainstifikasi dengan metodologi ketat. 

Dampak dari pendekatan ini sering kita jumpai pada lembaga-lembaga survey. Tetapi alih-alih menjelaskan sebuah fenomena atau fakta dengan objektif, pendekatan ini justru dikritik habis-habisan terutama oleh David Easton dalam The New Revolution in Political Science yang menurutnya telah memisahkan nilai dan fakta. 

Pendakatan ini juga dipandang tidak bisa menjelaskan fenomena perang Vietnam. Sebagaimana Easton, penulis juga melihat ketidakmungkinan adanya pengetahuan yang bebas nilai, begitu juga dengan tindakan individu dan kelompok.

Saddam juga mengungkapkan, "Di tahun politik semua hal akan digiring ke arah yang berlawanan dengan pihak tertentu. Sehingga saya sangat khawatir jika HMI masuk dalam pusaran politik praktis". 

Sebagai sebuah civil society, tuntutan satu ormas memungkinkan adanya kesamaan dengan tuntutan yang lain. Tapi apakah hal tersebut mengkerdilkan salah satu gerakan? Tentu saja "iya" jika cara pandang HMI berorientasi pada citra ataupun kemapanan bukan pada perubahan. Untuk mengamati proses perubahan sangat sulit menggunakan pendekatan behavioralis atau sainstifikasi karena menganggap individu tidak dapat di mobilisasi.  Artinya sebuah keniscayaan jika sebuah ormas terlibat dalam politik praktis. Lantas bagaimana dengan kepentingan?

Justru saya hendak bertanya, apakah jika PB HMI tidak ikut serta aksi bisa dikatakan mendukung pemerintah? Tentu pendapat saya ini akan ditolak. Tapi bukankah cara berpikir "oposisi biner" itu demikian? Kalau anda "ikut" turun aksi maka anda disebut pendukung opoisisi, sedangkan jika "tidak" berarti anda pendukung pemerintah. Tentu cara pandang "opisisi biner" tersebut menyesatkan, karena kalau anda tidak tampan artinya anda jelek, begitu sebaliknya. 

Oleh karenanya tentu penulis tidak ingin membuat tuduhan dan mengira PB HMI pro pemerintah, tetapi jika Ketum PB HMI menggunakan "opoisisi biner" dengan mengasosiasikan gerakan HMI di Grass root ditumpangi kepentingan, maka pada saat yang sama justru menegaskan sebaliknya, yakni PB HMI Pro-Pemerintah.

Kemudian, Saddam juga menganjurkan agar "Lebih baik aksi dalam hal konten yang sejuk dan damai, bukan mengarahkan pada individu". Sekali lagi, persis seperti kritik terhadap behavioralis yang sibuk mengamati hal-hal kecil seperti voting, election dll. Sedangkan para behavioralis melupakan proses politik lain yang justru berpengaruh pada aktor dan masyarakat. 

Yang dalam hal ini, Saddam mengajak HMI utk fokus pada konten-konten aksi yang damai, artinya aksi tanpa adanya pro-kontra adalah isu-isu yang tidak punya dampak signifikan terhadap bangsa. Dan HMI yang menurutnya organisasi besar, justru dikecilkan oleh ketuanya sendiri dengan merespon isu-isu yang tidak signifikan, yang menurut penulis telah menjauhkan HMI dari peran serta dalam berbangsa dan bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun