Mohon tunggu...
Luthfi Chalwani
Luthfi Chalwani Mohon Tunggu... Human Resources - aktivis organisasi internal

mahasiswa fakultas ekonomi UNNES

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Identik dengan Kegagalan, Mengapa?

4 Desember 2019   00:27 Diperbarui: 4 Desember 2019   00:48 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika memulai sebuah bisnis, satu hal yang perlu Anda pertimbangkan adalah; kegagalan. Tapi bila sejak awal Anda sudah mengetahui penyebab umum kegagalan dalam bisnis, kemungkinan Anda kurang beresiko mengalaminya.

          Menurut statistik di tahun 2016, sekitar 78 persen startup bisnis berskala kecil bertahan di tahun pertama dan sekitar setengah dari jumlah bisnis ini bertahan setidaknya selama 5 tahun. Hanya sepertiganya yang bertahan hingga 10 tahun atau lebih.

Kenapa Bisnis Mengalami Kegagalan?

          Para ahli mengemukakan pendapat mereka tentang apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan pemilik bisnis untuk menjaga bisnis mereka tetap bertahan. Berikut ini beberapa penyebab kegagalan bisnis dan tips menghindarinya.

          Dalam sebuah perusahaan kemampuan untuk bersaing ditentukan oleh kinerja dari perusahaan itu sendiri. Sebuah perusahaan harus tetap menjaga dan terus meningkatkan kinerjanya agar tetap dapat mempertahankan bisnisnya dan tetap eksis di dunia industri. Apabila sebuah perusahaan tidak dapatmenjaga kinerjanya dengan baik ataupun memiliki kinerja yang buruk, lama kelamaan perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan. Menurut Toto (2011:332", kebangkrutan merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Kondisi ini biasanya tidak muncul begitu saja di perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih dini kalau laporan keuangan dianalisis secara lebih cermat dengan suatu cara tertentu. Rasio keuangan dapat digunakan sebagai indikasi adanya kebangkrutan di perusahaan. Secara umum kebangkrutan adalah kegagalan perusahaan dalam menjalankan bisnisnnya, sehingga perusahaan tidak dapat membayarkan kewajibannya kepada kreditur ataupun pihak lain.

          Istilah “pailit” dijumpai dalam perbendaharaan bahasa Belanda, Perancis, Latin dan Inggris. Dalam bahasa Perancis, istilah “failite” artinya pemogokan atau kemacetan dalam melakukan pembayaran. Orang yang mogok atau macet atau berhenti membayar hutangnya disebut dengan Le falli. Di dalam bahasa Belanda dipergunakan istilah faillit yang mempunyai arti ganda yaitu sebagai kata benda dan kata sifat. Sedangkan dalam bahasa Inggris dipergunakan istilah to fail, dan di dalam bahasa Latin dipergunakan istilah failire. Di negara-negara yang berbahasa Inggris, untuk pengertian pailit dan kepailitan dipergunakan istilah “bankrupt” dan “bankruptcy”.

Prediksi Kebangkrutan

          Menurut Darsono dan Ashari (2005:105) mengemukakan bahwa Kemampuan dalam memprediksi kebangkrutan akan memberikan keuntungan banyak pihak, terutama pada kreditur dan investor. Kemudian prediksi kebangkrutan juga berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak di masa mendatang. Maka, sebagai pihak yang berada di luar perusahaan, investor sebaiknya memiliki pengetahuan tentang kebangkrutan sehingga keputusan yang diambil tidak akan salah. Salah satu indikator yang bisa dipakai untuk mengetahui tingkat kebangkrutan adalah indikator keuangan.

          Prediksi kesulitan keuangan salah satunya dikemukakan oleh seorang profesor di New York University bernama Edward Altman yang disebut dengan Altman Z-Score. Rumus Z-Score ini menggunakan komponen laporan keuangan sebagai alat prediksi terhadap kemungkinan bangkrut tidaknya perusahaan. Dari teori yang dikemukakan diatas bahwa dalam memprediksi kebangkrutan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang dari komponen 8yang digunakan dalam rumus Z-Score yang sebagai alat prediksi terhadap kemungkinan bangkrut tidaknya suatu perusahaan.

Model Altman (Z-Score)

          Dalam penelitian Willy (2011, h. 4), Model Altman (Z-Score) merupakan salah satu model analisis multivariate yang berfungsi untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan tingkat ketepatan dan keakuratan yang relatif dapat dipercaya. Model ini memiliki akurasi mencapai 95% jika menggunakan data 1 tahun sebelum kondisi kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi kebangkrutan serta kinerja keuangan perusahaan berdasarkan hasil analisis diskriminan dengan menggunakan model Altman berdasarkan rasio lima variabel, yaitu:

Net Working Capital to Total Asset

Retained Earnings to Total Assets

Earning Before Interest and Tax to Total Asset

Market Value of Equity to Book Value of Debt

Sales to Total Asset.

Secara matematis persamaan Altman Z-Score tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: (Toto Prihadi 2010:336)

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5

Dimana:

X1: Working Capital to Total Asset (Modal kerja dibagi total aktiva)

X2: Retained Earnings to Total Assets (Laba ditahan dibagi total aktiva)

X3: Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets (Laba sebelum pajak dan bunga dibagi total aktiva)

X4: Market Value of Equity to Book Value of debt (Nilai pasar modal dibagi dengan nilai buku hutang)

X5: Sales to Total Assets (Penjualan dibagi total aktiva)

Hasil perhitungan nilai Z-Score bisa dijelaskan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Interprestasi Nilai Z-Score

Sumber : Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Darsono (2005: 105)

Rasio-rasio altman z-score yaitu:

Net Working Capital to Total Asset

          Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya.

Retained Earnings to Total Assets

          Rasio ini mengukur keuntungan kumulatif terhadap umur perusahaan yang menunjukkan kekuatan pendapatan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan berapa banyakpendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham.

Earning Before Interest and Tax to Total Asset

          Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak.

Market Value of Equity to Book Value of Debt

          Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban – kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang.

Sales to Total Asset

          Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.

          Semakin awal suatu perusahaan memperoleh peringatan kebangkrutan, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan dan dapat memberikan gambaran dan harapan yang mantap terhadap nilai masa depan perusahaan tersebut. Agar perusahaan tetap berjalan dengan baik dapat melakukan analisis Z- Score untuk menilai bagaimana perusahaan mereka pada masa sekarang dan bagaimana perusahaan mereka nantinya. Analisis Z- Score merupakan suatu persamaan yang dapat memprediksikan tingkat kebangkrutan atau tingkat kesehatan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Sumber :

buku catatan ALK pribadi

PPT oleh Bu Riri

https://triguntoroahmad.wordpress.com/2016/10/21/analisi-prediksi-kebangkrutan/

https://datakata.wordpress.com/2014/10/30/mendeteksi-potensi-kebangkrutan-perusahaan-dengan-menggunakan-metode-altman-z-score/

https://www.academia.edu/30050915/Artikel-Mendeteksi_Potensi_Kebangkrutan_perusahaan.docx

https://www.dewaweb.com/blog/bisnis-gagal-penyebab-dan-solusinya/

https://www.academia.edu/41156994/BISNIS_SELALU_IDENTIK_DENGAN_KEGAGALAN_MENGAPA

https://independent.academia.edu/luthfichalwani1/Papers

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun