Bagaimana harus ku ungkapkan?
Tak ada kata yang cukup indah,
tak ada bahasa yang cukup luas,
untuk melukiskan jejak yang telah kau tinggalkan di sini.
Engkau datang, bukan sekadar hadir,
tapi mengukir, menyentuh,
membawa cahaya dalam tiap langkahmu.
Seperti embun pagi yang menyejukkan,
seperti matahari yang menghangatkan,
engkau adalah kasih yang nyata,
yang tak hanya hadir, tapi hidup di hati kami.
Tanganmu telah membalut luka,
senyummu telah menyembuhkan jiwa,
doa-doamu telah menjangkau surga,
dan kini, langkahmu menuju pulang,
ke tanah yang dahulu melepasmu,
dan kini menyambutmu kembali.
Tapi Suster, tahukah engkau?
Tak ada perpisahan dalam cinta yang sejati,
sebab jejakmu telah menjadi bagian dari hidup kami.
Dalam doa, dalam kenangan,
dalam kasih yang telah kau tanam,
engkau akan tetap ada, tak tergantikan.
Pengabdianmu, ketulusanmu, semangat juangmu---
semua hanya karena cinta.
Cinta yang tak mengenal lelah,
cinta yang mengorbankan diri,
cinta yang menjangkau hingga ke sudut-sudut hati yang paling sunyi.
Mawar pun kalah harum,
pelangi pun kalah indah,
sebab engkau adalah warna itu sendiri---
keindahan yang Tuhan titipkan bagi kami.
Terima kasih, Suster.
Untuk setiap waktu, setiap tawa, setiap pelukan,
untuk setiap doa yang kau panjatkan bagi kami.
Sampai jumpa dalam cerita yang baru,
dalam kasih yang tak pernah pudar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI