Begitu pun akhir-akhir ini, di tengah-tengah pandemi virus corona saya menyaksikan beberapa orang digelandang polisi karena sebuah tulisan yang tidak terbukti kebenarannya atau hoax. Saya pun berpikir mengerikan juga ya manfaat negatif dari sebuah tulisan.
Beberapa manfaat tersebut sebagai bentuk deskripsi keinginan saya dalam menulis. Di tengah-tengah kebingungan saya mencoba memaksa diri untuk mengungkapkan apa yang saya inginkan dari menulis. Saya berpikir tidak apalah meski tidak teoritis dan ilmiah dan agak nyeleneh serta membuat sesak alasan-alasan orang lain yang lebih dulu di unggah berbagai media. Meski juga, beberapa alasan telah saya sampaikan di atas secara implisit bersamaan dengan manfaat menulis, kecuali manfaat negatif.
Pertama, saya ingin melancarkan pencernaan otak. Bayangkan saja sistem pencernaan kita terhambat karena banyaknya asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh tanpa dibuang.Â
Semakin lama akan semakin penuh dan membuat sakit si empunya tubuh. Begitu pun dengan tulisan, saya menulis karena ingin menumpahkan informasi yang lama-kelamaan tidak tertampung dalam otak karena keterbatasan ruang.
Kedua, saya ingin menjadi seekor ikan di antara ikan-ikan lain di dalam kolam, sungai atau laut yang memberikan keseimbangan hidup. Artinya saya ingin menjadi penulis di antara penulis kawakan lainnya.
Ketiga, sekaligus yang terakhir dan penutup saya ingin mengutip kata-kata Pramoedya Ananta Toer yang memberi kesan untuk saya.
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
Salam