Mohon tunggu...
Lutfi Kharisma
Lutfi Kharisma Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19, Cerita Para Seniman Menggelar Konser Virtual

23 April 2021   00:35 Diperbarui: 23 April 2021   01:26 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sanggar seni sunda saat menampilkan kesenian tari jaipong di Coklat Kita Napak Jagat Pasundan di gedung Graha Swarmi, Jatinangor, kabupaten sumedang, Kamis (8/4/2021). / dokpri

Sudah satu tahun pandemi ada di dunia ini, termasuk di Indonesia. Seketika semua kegiatan berhenti dimana pemerintah menghimbau agar warga berdiam diri dirumah, berjaga jarak, dan semua pekerjaan hingga pendidikan dilakukan dirumah. Akibatnya pandemi ini berimbas pada semua pekerjaan, tak terkecuali industri hiburan yang terkena dampaknya. Bukan tanpa alasan, dibatalkanya konser-konser sampai lumpuhnya omset penjualan merchandise band menjadi pukulan keras bagi para pekerja seni. 

Dalam keadaan seperti ini pekerja seni memutar otak memikirkan bagaimana caranya agar industri ini tetap hidup. Penyebaran virus yang sangat hebat membuat para musisi mulai mencari celah, atas dasar tersebut maka terbentuklah konser secara virtual sebagai upaya mewadahi para pekerja seni serta tim produksi agar tetap bisa bekerja pada masa pandemi. Ditengah suasana dunia yang penuh ketidakpastian dan mencekam, justru beberapa pekerja seni malah menjadi sosok yang menginspirasi atas apa yang telah mereka lakukan. 

“Acara ini dibuat untuk mengobati kerinduan masyarakat terhadap pertunjukan seni serta budaya tatar sunda, acara ini hadir melalui program digital (pentas seni) yang berjudul Coklat Kita Ngubaran atau Ngagugar Budaya Urang dan ditayangkan melalui Instagram TV (IGTV) dan Youtub Chanel Napak Jagat Pasundan Official setiap hari jumat. Program ini diharapkan selain menghibur bisa memberikan edukasi serta ruang kreasi yang lebih luas bagi para seniman dan senggar-sanggar seni yang sampai sekarang konsisten dalam melestarikan budaya hingga saat ini”. Kata perwakilan coklat kita, Reda di gedung swarmi, Jatinangor, kabupaten sumedang, Kamis 8 April 2021 lalu. 

Dengan adanya acara NJP Ngubaran ini di platform digital, maka kebudayaan-kebudayaan daerah khususnya yang ada di Jawa Barat akan lebih terpublish lebih luas lagi. Mengingat bahwa platform Youtube maupun Instagram bisa diakses oleh semua orang diseluruh dunia. 

“Saya sangat mengapresiasi adanya acara ini terhadap budaya dan seni daerah keterlibatan sanggar-sanggar seni serta para seniman dari tiap daerah. Setiap episode di diacara ini masing-masing menampilkan sanggar-sanggar yang berbeda melibatkan banyak sanggar dan banyak seniman pula. Acara ini memberikan wadah bagi para seniman yang terkena dampak covid-19 dimana ia tidak bisa berkarya secara offline”. 

Menurut salah satu seniman Jawa barat, Dadan Ramadhan. Ditanya mengenai perbedaan saat tampil diruang seni dan saat tampil secara online. Sebagai seniman, Dadan mengaku tetap total menampilkan karya seninya. Adapun yang membedakanya sekarang adalah hanya durasinya saja tapi tetap memaksimalkan penampilanya sebisa mungkin. 

“Pada perinsipnya para seniman itu berekspresi total tanpa ada batasan harus main dimana, main di panggung seperti apa, tapi kita selalu membuat dengan silaturahmi sebelumnya. Jadi tidak ada perbedaan, semua dikondisikan sama. Ekspresi itu jujur tidak bisa di rekayasa walaupun kita direkayasa menjadi online. Tetap saja ekspresinya natural”. Katanya. 

Adapun pesan yang ia sampaikan untuk anak muda terhadap budayanya adalah bahwa anak muda sekarang adalah sebagai penerus budaya, anak muda juga harus bisa menjaga budayanya itu sendiri karna jika tidak bisa menjaganya budaya kita akan hilang dan anak cucu kita tidak akan tahu terhadap budayanya sendiri. Budaya ini sangat penting karna menandakan identitas suatu bangsa ketika suatu bangsa hilang budayanya maka bangsa itu hilang juga identitasnya.

wartawan : Mochammad Lutfi Kharisma

Editor : Mochammad Lutfi Kharisma

Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia

IK2A- Fakultas Komunikasi dan Desain 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun