Mohon tunggu...
Lutfi Bayu Abadi
Lutfi Bayu Abadi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemuda bahagia

Banyak banyak bersyukur. Banyak banyak makasih.:)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mencari Mendali di Pulau Tetangga

20 Oktober 2020   10:09 Diperbarui: 20 Oktober 2020   10:41 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

        

Aku ingin berbagi cerita tentang pengalaman ku menjadi salah satu dari wakil Jawa Tengah untuk mengikuti lomba Kejuraan Nasional Korfball Junior-III dan Senior-VI Tahun 2017 di Kalimantan Timur. Tujuanku berbagi cerita ini adalah untuk memberi motivasi agar kita semua tetap percaya dengan hasil kerja sendiri,percaya dengan kemampuan diri kita dan pantang menyerah.

Karanganyar, 1 Oktober 2017 awal mula aku dikenalkan olahraga korfball oleh pelatih basket kabupaten karanganyar. Di Gor Punokawan, aku dengan teman-temanku dikenalkan secara singkat tentang cabang olahraga korfball. Korfball merupakan olahraga yang dibawa oleh bangsa Belanda di masa penjajahan dahulu. Korfball dianggap sebagai cabang olahraga yang unik,karena dimana perempuan dan laki-laki bisa bermain bersama dalam satu tim. Banyak orang yang tidak mengetahui cabang olahraga korfball ini, bisa di bilang olahraga yang masih sedikit peminatnya. Pelatih basket kami menyuruh untuk mengikuti cabang olahraga korfball tersebut, karena tanpa kalian generasi pemuda, siapa lagi yang bakal menghidupkan cabang olahraga korfball ucap dari pelatih kami. Akhirnya kami mengikuti kata pelatih agar mengikuti atau menghidupkan cabang olahraga korfball. Keesokan harinya aku mengikuti olahraga Korfball dengan teman-temanku di Gor Punokawan Karanganyar. Pelatih baru dari Klaten yang bernama Tante Yuni dan Om Bas adalah pelatih korfball. Pelatih telah membuat jadwal latihan dengan pertemuan seminggu 3 kali di hari Kamis, Sabtu, Minggu. 

Awal mula,aku dan teman-temanku masih awam dengan olahraga korfball tetapi setelah 3 kali pertemuan, kami sudah terbiasa atau sudah lumayan bisa dengan olahraga ini. Di akhir latihan, pelatih memberi tahu agar mempersiapkan diri untuk seleksi menjadi wakil Jawa Tengah yang akan berlomba di Kalimantan Timur. Dari situlah aku masih tidak menyangka bahwa aku dapat mengikuti seleksi untuk mengikuti perlombaan di Kalimantan Timur.

Di pertemuan selanjutnya, teman temanku sudah mahir dalam olahraga ini. Sedangkan aku, masih tidak bisa karena aku masih terbawa dengan gerakan basket yang dapat merugikan teman temanku. Dalam 1 tim korfball terdiri dari 8 orang pemain, yang terdiri dari 4 anak perempuan dan 4 anak laki-laki. Tim yang terdiri 8 orang pemain tersebut dibagi ke dalam dua VAK (bidang lapangan),setiap VAK diisi 4 pemain yaitu 2 perempuan dan 2 laki-laki. Pertandingan korfball sendiri terdiri dari 2 babak,masing-masing babak 30 menit dan diberikan waktu 10 menit untuk istirahat di setiap babak. Untuk bola yang digunakan berukuran seperti bola futsal,namun yang membedakan adalah lebih mudah memantul. Satu lapangan korfbal dibagi menjadi 2 kubu, yaitu kubu penyerang dan kubu bertahan. Di korfball bola tidak boleh dibawa lari atau di giring melainkan hanya bisa di umpan

Hari demi hari, aku merasa tidak pantas dengan olahraga korfball ini. Aku hamper putus asa, karena menurutku,aku sering melanggar aturan olahraga ini. Semenjak hari itu, aku sering tidak ikut latihan karena aku merasa kurang percaya diri dengan kemampuanku di bidang korfball ini. Di minggu ke 4 jadwal latihan,jadwal dimana aku sering bolos, aku mendapatkan pesan dari temanku, yang berisi agar aku mengikuti latihan korfball kembali karena dicari oleh pelatih. Kemudian aku pun mengikuti latihan dihari berikutnya. Di pertemuan tersebut pelatih memberi motivasi kepada ku, agar aku harus tetap berusaha dengan keras dalam melakukan sesuatu dan jangan pernah merasa tidak mampu dengan kemampuan diri sendiri. Saat itu niat dan semangatku tumbuh kembali untuk latihan agar dapat menjadi salah satu orang yang  menjadi wakil Jawa Tengah dalam perlombaan Korfball tingkat Nasional.

Singkat cerita,  tanggal 8  14 desember 2017. Kontingen Jawa Tengah beradu nasib dalam perebutan juara dengan Provinsi lainnya. Di situ aku bermain dengan baik dan membantu rekan timku menyetak skor dengan jumlah yang banyak. Dan alhamdulillahnya kontingen Jawa Tengah dapat membawa semua piala dan menjadi juara umum.

Pesan yang ingin saya sampaikan dalam cerita diatas adalah, jangan mudah putus asa dan merasa tidak pantas dengan hasil kerja kerasmu. Sesungguhnya yang dapat membuat kita bisa sukses adalah dari diri kita sendiri apabila berusaha dengan sungguh sungguh. Ingat kata pepatah jangan pernah menyerah ketika anda masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai anda berhenti mencoba -Bryan Dyson.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Lutfi Bayu Abadi-STIAMAK Barunawati, www.stiamak.ac.id , 20.10.2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun