Mohon tunggu...
Lutfi Bayu Abadi
Lutfi Bayu Abadi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemuda bahagia

Banyak banyak bersyukur. Banyak banyak makasih.:)

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kutha Surakarta

18 Oktober 2020   17:32 Diperbarui: 18 Oktober 2020   17:37 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Surakarta, kota terbesar di pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung dan Malang, menurut jumlah penduduknya. Kota ini terkenal akan budayanya, mulai dari kuliner, keindahan tata ruang kotanya serta tempat wisata yang ada . Kota ini juga memiliki fasilitas lengkap tanpa menghilangkan identitas local suku jawa. 

Kota ini memiliki banyak makanan tradisional, seperti serabi notosuman, nasi liwet, selat solo, timlo solo, sup matahari, dan masih banyak lagi. Kota Surakarta juga memiliki cerita sejarah dan juga budaya yang sangat menarik untuk diperbincangkan. 

Kota solo adalah kota yang identik dengan budaya jawa, tidak jauh berbeda dengan kota Jogja yang masyarakatnya sama-sama menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. 

Bahasa yang digunakan sehari-hari, yaitu bahasa jawa sendiri terbagi menjadi 2 yaitu bahasa jawa ngoko dan bahasa jawa krama. Bahasa jawa ngoko adalah bahasa yang biasanya digunakan oleh orang tua kepada anaknya dan orang yang memiliki umur sama, sedangkan bahasa krama adalah bahasa yang biasanya digunakan kepada orang yang lebih tua, saat melakukan perkumpulan, dan saat berdoa.

Menurut saya, Surakarta merupakan kota yang asri dan guyub (rukun). Masyarakat sering hidup dengan istilah tembok mangkok. Maksud dari tembok mangkok adalah kearifan lokal dalam masyarakat jawa tentang perilaku saling berbagi, peduli, dan menjaga diantara orang-orang yang hidup bersama dalam suatu lingkungan. 

Berbagi dan saling peduli diantara orang-orang selingkungan atau sekomplek dianggap sebagai sistem keamanan yang lebih baik dari pada memperbesar tembok pagar.

Surakarta terkenal dengan penduduknya yang ramah tamah karena masih kental dengan budaya jawa, contohnya seperti membungkukkan badan ketika lewat didepan orang yang usianya lebih tua, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan. 

Penduduk Surakarta dikenal ramah tamah juga karena penduduknya yang suka menyapa bahkan kepada orang yang tak dikenal, dengan cara mengangguk atau hanya tersenyum. 

Banyak yang mengatakan bahwa orang jawa itu pemalu apabila berada dilingkungan yang baru, namun jika mereka sudah nyaman maka mereka akan membicarakan banyak hal. 

Hal ini merupakan salah satu keistimewaan yang dimiliki Surakarta. Karena masyarakat yang ramah tamah ini membuat para wisatawan ingin berkunjung kembali ke kota Surakarta ini. 

Masyarakat menyambut dengan baik setiap ada wisatawan yang datang, hal ini sangat berdampak untuk bidang pariwisata. Di Surakarta banyak sekali tempat-tempat wisata yang harus dikunjungi seperti, Taman Balekambang, Grojogan Sewu Tawangmangu, Pasar Antik Triwindu, Kampoeng Batik Kauman, Istana Mangkunegaran, dan masih banyak lagi tempat-tempat wisata yang wajib di kunjungi saat ke Kota Surakarta.

Kota Surakarta juga identik dengan batik, batik merupakan salah satu warisan budaya yang mendunia dan sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Tokoh yang pertama kali memperkenalkan batik di Kota Surakarta tepatnya di Desa Laweyan adalah Kyai Ageng Henis. Pada zaman dulu, membatik merupakan salah satu mata pencaharian wanita di kota Surakarta. 

Batik Surakarta memiliki motif yang beragam, seperti batik motif parang, batik motif kawung, batik motif sawat, batik motif sidomukti, batik motif truntun, dan masih banyak lagi lainnya. 

Pola batik Sidomukti dan pola batik Sidoluruh merupakan motif yang terkenal. Setiap motif batik yang dibuat memiliki makna tersendiri lain motif lain makna, contoh makna dari motif batik sidomukti adalah harapan kepada orang yang mengenakannya supaya memiliki kehidupan yang penuh kebahagiaan dan rezeki yang tidak pernah putus, beda makna dengan batik truntun yang memiliki makna agar dalam sebuah pernikahan orang tua selalu menuntun anaknya dalam mengarungi hidup baru hingga nanti menjadi keluarga yang sakinah. 

Wisata batik solo selalu menjadi tujuan para wisatawan yang berada di Kampung Laweyan, karena kampung laweyan merupakan daerah asal mula dibuatnya batik.

Kota Surakarta juga terkenal akan kuliner yang lezat dan tentunya murah meriah. Tak mengherankan jika banyak orang yang ingin tinggal di kota Surakarta dengan alasan biaya hidup yang murah. 

Sebenarnya yang murah meriah ini tidak hanya di bagian kulinernya saja, tetapi masih banyak hal lain yang sama murahnya dengan kuliner, mulai dari pakaian, tempat kos, wisata yang ada di Surakarta pun masih sangat terjangkau harganya. Orang-orang yang menempuh pendidikannya dikota Surakarta juga merasakan betapa murahnya kehidupan di Surakarta dibangingkan daerah lain, dengan uang 5ribu kita sudah bisa makan enak. 

Hal itu merupakan salah satu alasan mengapa banyak pelajar/mahasiswa yang ingin bersekolah di Solo. Mencicipi kuliner di Surakarta adalah kegiatan wajib saat mengunjungi kota batik ini. Kuliner dikota Surakarta tak kalah enaknya dengan daerah yang lain dan tentunya murah pas untuk kantong. Makanan yang wajib dicoba saat berkunjung ke kota Surakarta adalah serabi, selat, nasi liwet, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Selain biaya hidup yang murah, kota Surakarta masih tetap menjalankan tradisi yang sudah berlangsung sejak lama, seperti sekaten, grebeg sudiro, kirab malam satu suro, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sekaten adalah upacara tradisional Jawa selama seminggu untuk memperingati ulang tahun Nabi Muhammad. 

Upacara tahunan ini diadakan di Yogyakarta dan solo. Berbeda lagi dengan grebeg sudiro, grebeg sudiro diadakan setiap tahun untuk merayakan Tahun baru Imlek, yang berlangsung di sekitar Pasar Gede, juga dikenal dengan Pecinan Solo. Adalagi yaitu Kirab malam 1 suro, hal itu dilakukan untuk merayakan tahun baru kalender jawa. 

Upacara ini berlangsung di Istana kerajaan Surakarta (kraton) dan Pura Mangkunegaran. Upacara termasuk mencuci pusaka sakral, dan benda pusaka suci diarak bersama dengan kerbau albino suci yang disebut Kyai Slamet.

Sebagai penutup, kita tetap harus melestarikan apa yang dimiliki di daerah kita masing masing, setiap daerah pasti memiliki budaya yang berbeda-beda, hal tersebut harus tetap kita jaga dan kita harus saling menghargai budaya budaya yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun