Mohon tunggu...
Lutfiana Trisnaini
Lutfiana Trisnaini Mohon Tunggu... Lainnya - Tetaplah berkarya

Kun anta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sikap Intoleransi Rapuhkan Negara

13 November 2019   01:28 Diperbarui: 20 November 2019   09:00 2788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lutfiana Trisnaini, Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi

                

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau. Dalam negara indonesia tentunya terdapat berbagai macam keragaman dalam perbedaan. Mulai dari perbedaan suku bangsa, budaya, agama, ras, bahasa dan lain sebagainya. Tetapi kita harus menerapkan Bhineka Tunggal Ika dalam negara kita, walaupun di Indonesia terdapat banyak perbedaan namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Meskipun banyak perbedaan dalam negara jangan sampai menerapkan sikap intoleransi terhadap sesama warga negara indonesia. Karena kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. 

Presiden Joko Widodo mengatakan perbedaan latar belakang suku, agama, budaya, bukanlah penghalang bagi bangsa Indonesia untuk bersatu. Keragaman yang dimiliki harus diikat dengan tali persaudaraan agar tercipta kehidupan bangsa yang damai dan harmonis.

               Setahun pemerintahan Presiden Jokowi dan wakil Jusuf Kalla, tepatnya pada tahun 2015, sejumlah kasus intoleransi sempat mencuat dan memicu gunjingan publik secara nasional. Bangsa Indonesia telah mencatat puluhan bahkan ratusan perselisihan antar kelompok, ras, etnik, dan agama sejak berdirinya bangsa ini. Kasus intoleransi di Indonesia, sejatinya menjadi bahaya laten yang mengendap. Warna-warna intoleransi selalu bermunculan, Peristiwa-peristiwa intoleransi dalam masyarakat semakin meningkat. Seharusnya kita menerapkan sikap toleransi yaitu sikap menerima dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada serta tidak melakukan diskriminasi terhadap kaum minoritas, dan mempunyai tujuan untuk mencapai kehidupan yang damai lebih selaras.

              Kini mulai terjadi kemunduran atas rasa dan semangat kebersamaan yang sudah dibangun selama ini. Intoleransi semakin menebal ditandai dengan meningkatnya rasa benci dan saling curiga diantara sesama anak bangsa. Bahkan rasa individual semakin melekat dalam kehidupan sosial dan cenderung menutup diri dari orang lain. Intoleransi muncul akibat hilangnya komitmen untuk menjadikan toleransi sebagai jalan keluar untuk mengatasi berbagai persoalan yang membuat bangsa terpuruk. Berbagai konflik yang terjadi di Indonesia karena faktor intoleransi, maka pengendalian diri menjadi amat penting, agar suasana tetap kondusif. Akan banyak kerugian yang didapatkan jika situasi menjadi keruh,dan tentunya akan sangat memalukan bagi bangsa yang terkenal menjunjung tinggi pluralisme beragama ini.

               Kasus intoleransi menjadi suatu problem menakutkan yang terjadi di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia. Ada banyak faktor yang menjadikan tingkat intoleransi di Indonesia kian meningkat dari mulai internal hingga eksternal. Keadaan ini bukan tidak mungkin kita perbaiki dengan memahami akar masalah dan mencari cara guna mereduksi nilai-nilai intoleransi yang berkembang di masyarakat.

               Keragaman budaya, tradisi dan agama adalah suatu keniscayaan hidup, sebab setiap orang atau komunitas pasti mempunyai perbedaan sekaligus persamaan. Di sisi lain pluralitas budaya, tradisi dan agama merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Namun jika kondisi seperti itu tidak dipahami dengan sikap toleran dan saling menghormati, maka pluralitas budaya, agama atau tradisi cenderung akan memunculkan konflik bahkan kekerasan. Sikap toleransi antar sesama tak menyebarkan ancaman dan ketakutan itu sangat penting untuk di tanamkan dalam negara.

              Maka dari itu, untuk hidup rukun dan nyaman kita harus menerapkan sikap toleransi terhadap berbagai perbedaan dalam negara. Dengan adanya sikap toleransi terhadap semua perbedaan menjadikan negara lebih tentram tanpa adanya konflik yang menjadikan sikap intoleran tertanam dalam negara. Jangan jadikan dirimu warga negara yang cerdas secara intelektual saja, namun juga secara emosional agar terciptanya kehidupan yang nyaman dan damai di tengah-tengah banyak perbedaan. Karena, meskipun banyak perbedaan tetapi kita sebagai satu warga negara mempunyai harapan kejayaan tanpa adanya konflik yang merapuhkan negara.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun