Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malamnya Perempuan Itu

10 Agustus 2022   21:27 Diperbarui: 10 Agustus 2022   22:26 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Dan tangisnya tak boleh diketahui dan didengar. Sering melakukan apa yang bukan diingin. Andai tak bertemu disabilitas. Andai yang tidak pernah terjadi. Banyak kepalsuan baik di pagi maupun malam hari perempuan itu.

Namun, malamnya perempuan itu lebih menyenangkan. Bebas berekspresi bahkan melakukan hal-hal nyeleneh yang melepaskan penat. Bukan perempuan itu tidak mengetahui bahwa hidup penuh ketidakadilan, tapi apakah benar tidak ada penerimaan yang benar-benar benar untuk dimiliki?

Perempuan itu ingin menepi dari hiruk pikuk dan balada hidup yang dijalani, walau sebentar saja. Ingin yang hanya sekadar ingin. Terlalu didikte dan harus mengiyakan lagi menurut. Harus tegar dan kuat, namun perempuan itu tidak merdeka untuk mengatakan bahwa ia lemah, sudah sangat lemah. Apakah ada yang peduli dan menyadari?

Hari ini.
Terlalu banyak luka yang perempuan itu rasa dan terima. Tatapan dan ucapan yang mematikan. Malamnya perempuan itu yang menenangkan, berbagi segala kesusahan di bawah guyuran shower kamar mandi.

Ia hidup tapi mati.
Ia mati tapi hidup.
Mempertanyakan kepulangan yang sangat-sangat dimau. Angkuh dan tidak ada apa-apanya, berpayung pada amarah. Diresahkan dan meresahkan, karena sesungguhnya perempuan itu takkan ke mana-mana tanpa bantuan. Lagi-lagi tentang disabilitas yang tidak terlihat.

Ia masih belajar menjadi perempuan yang berdamai dengan keadaan! Pahit namun ini adalah catatan perempuan itu hari ini.
Telah terjadi dan menjadi hambar. Pada kesempatan yang lain, apakah malamnya perempuan itu lebih baik dan memiliki makna dari sekedar menyenangkan terhadap hal-hal yang nyeleneh.

***
Rantauprapat, 10 Agustus 2022
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun