Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Adalah Baik

17 September 2021   00:00 Diperbarui: 17 September 2021   01:11 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: twitter.com/@kulturtava

Untuk perempuan itu,

Lama tak bertemu dengan keyakinan, perempuan itu malah meloloskan diri dari kebenaran. Sulit berkata tidak untuk tidak. Digelayutberati kebimbangraguan. Pernah bukan berarti, akan ada tangis yang akan menjadi longgur jika ia tidak memutuskan untuk mengambil tikungan yang lain.

Adalah baik bagi perempuan itu untuk berhenti. Berhenti diam-diam mencicipi dosa saat dosa itu merayu lagi. Berhenti berzinah dengan anggota tubuhnya, saat ia menyerahkan diri sendiri menjadi korban permainan hidup. Perempuan itu bodoh memang,  Hanya karena marah dan terluka pada kemalangan, ia malah jatuh kepada jejak lain yang salah. Hari ini ia seperti ini, besok ia seperti itu.

Perempuan itu gila bukan
Mencintai cinta orang lain.
Bahkan diam-diam merasa bahagia jika sudah mendengar suara kendaraan bermotor cinta orang lain itu.
Yang lebih parah, perempuan itu tahu jika telepon genggam yang ia punya bergetar lebih dari sekali, pasti yang menghubungi adalah si cintanya orang lain. Karena ia tidak akan berani memberi kabar lebih dulu, sekalipun ia rindu.

Ah, karena sebenarnya perempuan itu tahu ia salah. Begitulah perempuan itu terjerat pada hasrat yang menggoda. Ia gagal memiliki the power of no. Lama sudah seperti itu. Bukankah itu menunjukkan bahwa itu bukan cinta. Hanya pelarian, lari dari kemalangan dan terjebak dalam kemalangan yang lebih dalam. Menimbulkan penyesalan yang tak termaafkaan.

Adalah baik bagi perempuan itu untuk benar-benar berhenti dan menyudahi kisah yang harusnya tak pernah dimulai. Kisah bersama jejak lain yang berbahaya. Selagi ia masih bernafas dan selama bumi masih ada, saat perempuan itu mencicipi dosa bukankah Tuhan masih memberi kesempatan untuk berbalik.

Karena jika kesempatan untuk berhenti sudah menjauh, itu sudah sangat mengerikan. Berbahaya. Dan benar, adalah baik untuk berhenti mencintai cinta orang lain selagi ada kesempatan dan itu pilihan yang harus dipilih. Apakah suatu hari nanti, perempuan itu tidak lagi bodoh?  Bukan-bukan, ia harus benar-benar berhenti dari kebodohan itu sekarang. Boom, karena hidup tidak semata-mata tentang perempuan itu. Sebenarnya ia lelah menjadi brengs*k.

***
Rantauprapat, 16 September 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun