Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Itu Mau Menjadi Perempuan Dewasa yang Bertumbuh

1 September 2021   19:07 Diperbarui: 1 September 2021   19:17 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bodoh. Perempuan itu bodoh, menyakiti cahaya yang seharusnya tidak ia sakiti. Ia tidak merdeka dari ekspektasi yang ia bangun, baper yang kebablasan merajai diri. Hilang dari pemeliharaan Tuhan.

Terlalu banyak pilu karena tidak berdamai dengan keadaan. Memilih menjadi malang. Sementara di persimpangan jalan, pelaku kejahatan pun pembunuh karakter itu malah tidak ambil perduli, lantas untuk apa menyerahkan diri menjadi korban permainan yang payah. Hu!

Di mana damai sejahtera?
Perempuan itu tidak menemukannya
Bahkan ia menyenangi kesendirian, kehilangan percakapan yang berenergi.

Seperti ada tertulis, jangan berikan mutiara pada bab*. Sungguh perempuan itu ingin, pelaku kejahatan itu mengalami itu, lagi-lagi ingin perempuan itu bukan inginnya Tuhan. Terbukti, karena cinta itu buta, pelaku kejahatan itu malah mendapatkan kebaikan yang tidak terduga dari perempuan yang ada di lingkaran hidup perempuan itu, walau sebenarnya itu sudah menumpahkan 'bara api' di atas kepala pelaku kejahatan itu.

Andai pelaku kejahatan itu sadar.
Bukankah itu salah satu ketidakadilan dari teka-teki zaman yang sempurna.

Perempuan itu marah.
Menuntut. Padahal sesungguhnya ia tidak berhak untuk itu.  Dan malam tadi, perempuan itu tersentuh atas tekanan yang ia terima. Ia tidak mau mempertahankan gengsi yang ujungnya akan membuat ia membual.  Perempuan itu seolah telah berada di lorong terang. Lepaskan, karena kau yang akan sakit dan terluka jika menyimpan kebencian di hatimu. Lama sudah perkataan itu ia dengar, dan malam tadi perkataan itu benar-benar hidup. Dan ia memutuskan untuk melakukan itu, sulit pasti namun bukan tak bisa dilakukan. Pada Yang Maha Sempurna, ia menyampaikan kerinduan hatinya.

Perempuan itu tidak ingin membunuh Tuhan juga kesehatan perasaanya karena hal yang salah lagi sia-sia. Kesempatan kali ini, ia ingin benar-benar berhenti dari kebodohan dan kembali lagi merasakan pemeliharaan Tuhan dalam lorong terang yang bersinar. Perempuan Itu mau menjadi perempuan dewasa yang bertumbuh dengan benar.

***
Rantauprapat, 23, 30-31 Agustus 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun