Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pernah Bukan Berarti

1 Agustus 2021   00:00 Diperbarui: 1 Agustus 2021   00:40 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.twitter/@kulturtava

Perempuan itu pernah gagal mengakhiri patah hati, bukan berarti harus selalu gagal. Ia benar perempuan dewasa yang payah bukan berarti tak bisa bertumbuh dengan riap. Saat lagi-lagi tak mampu menghambarkan diri dari keinginan-keinginan yang keliru, itu bukan bicara tentang  kesengajaan. Lebih kepada, sensitif yang kebablasan.

Saat cinta berujung salah perempuan itu pernah,
Membuat bumi gelap pada hari cerah
Mengalami hari-hari yang pahit pedih
Seperti Burung yang terperangkap dalam jerat
Juga seperti Ikan yang terperangkap dalam jala yang mencelakakan
Bahkan bak gelembung dan Kupu-kupu yang sayapnya patah.

Kemudian, ketika perempuan itu gagal menerjemahkan cinta.
Ia pernah,
Merasakan ratapan yang seharusnya tidak dirasakan
Menjadi perusak dan membunuh ketenteraman hatinya
Menciptakan rahasia demi rahasia yang berbahaya di pagi dan malamnya.
Bersimpuh dalam hasrat yang menggoda.
Bertahan dalam keegoisan.

Kemarin, ia mendapatkan percakapan yang berenergi.
Pernah bukan berarti harus selalu jatuh pada waktu yang malang. Sulit pasti. Tetap harus berusaha membaca diri sendiri. Mungkin perempuan itu terlalu kesepian. Bukan mungkin, ia sengaja melupa tentang hakikat hidup dan membiarkan dirinya tenggelam dalam kesepian. Seharusnya perempuan itu tidak begitu, begitulah saat tidak bisa berdamai dengan keadaan.

Jatuh, patah, dan lesap dari kebenaran.

Perempuan itu pernah bersama sebuah kisah tentang kekalahan. Pernah bukan berarti harus, harus selalu kalah-mengalah pada kemalangan.

***
Rantauprapat, 31 Juli 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun