Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kamu Gagal Menjadi yang Kupikirkan

26 Maret 2021   19:07 Diperbarui: 26 Maret 2021   19:08 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ketika kamu bersikap yang tak seharusnya, menciptakan jarak yang melebar antara kita. Pun memberi jurang yang tak terseberangi. Kamu gagal menjadi yang kupikirkan. Ada peta yang berbeda kini.

Ternyata, semua hanya omong kosong tentang rasa sayang yang kamu ucapkan. Rekam jejak yang payah pun tercatat di semestaku karenamu. Sepertinya kehadiranmu itu telah direncanakan dan itu hanya untuk memberi rasa sakit.

Kamu gagal menjadi yang kupikirkan. Dang tarpilit au di ho. Ho pe dang tarpilit di au. Ya, kamu/aku tak lagi terpilih untuk menjadi kita. Tak lagi menjadi air yang tenang.

Dahulu, aku sungguh ingin menjadi selalumu. Kini tidak lagi. Sebuah cara melupa akan kulakukan agar kisah kita benar-benar kulepaskan. Walau sebenarnya itu sulit. Terpaksa lalu terbiasa. Terhadap ketakutan dan kesedihan yang terperangkap dalam mata telanjangku, aku akan coba memaafkanmu. Memanggil ketabahan dan keberanian juga kebahagiaan.

Teruntuk A, terima kasih sudah membuatku tersandera oleh untaian kata-kata manismu. Menghempaskan rasaku pada kesia-siaan. Bersama air mata, aku harus melarikan diri dari harapan untuk bersamamu. Ah, tentang kita. Aku sudah benar-benar kalah.

Walau karena kepayahanmu, sejarah yang dahulu kembali terulang. Dengan sadar. Aku berjanji perempuan, aku tidak akan menahanmu untuk bertahan dalam keegoisan karena aku. Kamu telah gagal menjadi yang kupikirkan, tidak ada perasaan cinta yang didapatkan. Hu, dan untuk kita ternyata satu hanya peribahasa.

Begitulah tentang cinta, ada yang memulai, ada yang mengakhiri. Menjadi namun tidak demikian dengan memiliki.

***
Rantauprapat, 23 Maret 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun