Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Februari dalam Tujuh Hari

8 Februari 2021   00:00 Diperbarui: 8 Februari 2021   00:54 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hari ketujuh di bulan kedua, pria itu memberi kidung duka bagi perempuan puisi tapi perempuan itu tidak menangis. Semenjak awal ia takut memulai. Kini, ia hanya berserah, seperti apa sebenarnya yang akan diterima, ia akan memeluk kesadaran.

Perempuan itu ingin pindah dari perasaan, ingin pamit tapi masih terlalu dini untuk itu. Tidak mudah memadamkan rasa yang telah tumbuh. Sebegitulah ia dan Februari dalam hari ketujuh. Indah dan kemalangan menduduki jiwa perempuan itu. Ia sungguh ingin menjemput cinta di balik pria itu. Nyatanya pria itu yang ragu dan ingin berjarak.

Pertanyaan menyeruak pada perempuan itu, kalau ingin berjarak, kenapa membuka diri untuk cinta. Hati dan cinta menjadi MARABAHAYA yang besar, kini.

Lalu bagaimana? Selepas Februari dalam tujuh hari. Pasti akan resah dan terluka. Mungkin saling diam padahal sesungguhnya menunggu. Atau menyerah tanpa perjuangan. Bahkan berpisah tanpa perpisahan yang semestinya. Februari dalam tujuh hari. Bum, terjadi ledakan keras di dalam hati perempuan itu. Ia seperti jerami yang diterbangkan badai karena pria itu.

Pria yang ia duga akan menjadi jawaban dari ketakutannya. Jawaban dari doanya. Ia seperti berada di entah. Seperti berada di arus air yang tidak tenang.

Untuk kedua kalinya, perempuan itu tak lagi mampu berpura-pura pada rasa. Ia pun membuka diri dan berani merotasi hati untuk berkomitmen dengan cinta. Tapi sepertinya, cinta tak ingin menetap dalam samudera hati perempuan itu. Ia menanggung duka kehilangan. Namun, ia ingin mengakhiri patah hati yang merayu.

Walau sebenarnya tidak mudah, perempuan itu akan membujuk nalar dan hatinya untuk bergegas-gegas menghidupi bahagia. Agar duka yang sudah tumbuh, tak membesar dan menciptakan kerumunan yang gaduh.

Dalam diam, perempuan itu tetap menyimpan hal manis yang telah dimiliki pada Februari dalam tujuh hari dan menjadi kenangan.

***
Rantauprapat, 07 Februari 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun