Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duduk di Kegelapan

3 November 2020   19:07 Diperbarui: 3 November 2020   19:28 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ucap dan pemandangan mata yang kau berikan mengusik helai demi helai kekuatan hatiku. Pelepah malamku tak lagi indah. Buatku duduk di kegelapan. Ruang duka yang menjadi temanku. Terdampar di titik sunyi.

Dengan hati yang terluka, aku merengkuh pilu. Aku tak mengerti, kenapa kubiarkan dirimu mengambil peran terhadap perasaanku.

Kutahu, malam ini aku kembali duduk di kegelapan karena perlakuanmu, bahkan aku terusir dari kedamaian hati. Kau menjadi tokoh antagonis yang menyulut api di hatiku. Seakan malam ini lambat berlalu.

Namun, aku ingin melupa akan luka yang kau beri malam ini, benar-benar melupa. Jika tidak demikian, aku akan membawa kekosongan dan kehampaan saat bersamamu. Terhadapmu, aku tak ingin layu dan menjadi pohon anggur yang tak riap tumbuhnya. Kuharap, relasiku denganmu akan tetap baik. Dan bunga-bunga penerimaan untukmu akan kembali bermekaran.

Bagaimanapun, kau seseorang yang ada di muatan hatiku. Dan luka yang kau beri tak lebih besar dari rasa cinta yang kurasakan terhadap dirimu. Atas nama cinta yang kumiliki, aku akan berusaha untuk baik-baik saja, walaupun ada luka yang tercipta darimu.

***
Rantauprapat, 03 November 2020
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun