Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bu, Apa yang Kau Pikirkan tentang Perempuan Itu?

17 September 2020   07:07 Diperbarui: 17 September 2020   07:07 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tumblr.com/finehoney

Menjadi ibu, adalah karunia yang tidak setiap perempuan mendapatkannya. Aku sungguh tidak tahu, apakah aku akan bisa menjadi seorang ibu atau tidak?

Yang menjadi persamaan antara aku dan ibu adalah, kita mengenal pun berdampingan dengan seorang perempuan yang ada di lingkaran hidup kita. Perempuan yang juga sudah memiliki anak perempuan. Perempuan yang usianya hampir separuh dari usiamu tahun ini.

Tapi aku tahu, tatapan dan telingamu seringkali tersakiti oleh perempuan itu. Perempuan muda yang sudah kau warnai kehidupannya, yang sudah seringkali kau terima keadaannya dengan penerimaan.

Aku seringkali merasa, perempuan itu seperti orang asing terhadapmu bu! Bersikap merendahkan tanpa pernah berpikir, siapa perempuan itu tanpamu!

Dan. Atas nama penerimaan, kau membiarkan dirimu kalah terhadap dirinya. Selalu seperti itu! Terkadang, aku yang marah atas sikapmu yang begitu. Tapi, mungkin itu sifat ibu yang aku belum bisa membacanya dengan benar. Karena aku belum menjadi ibu.

Sekalipun kau sudah menangis dan kesakitan karena sikap perempuan itu terhadapmu. Tak pernah terlihat olehku, kau kehilangan penerimaan pada perempuan itu. Penerimaan yang tanpa syarat.

Aku hanya mempertanyakan.
Bu, apa yang kau pikirkan tentang perempuan itu?. Perempuan muda yang mudah diapit kesombongan. Yang berada dalam kerumunan yang bernama "AKU MAMPU".

Dan, aku tak akan pernah bisa membaca pikiranmu. Menurutku, dalam doamu, diam-diam kau pasti menjatuhkan tetes air matamu. Setiap tetes air matamu yang jatuh itu, merupakan bagian dari kasih sayangmu untuk perempuan itu.

Aku hanya tak ingin melihatmu tak bahagia. Bu, kau perempuan tangguh yang selalu dipenuhi sinyal beraroma protagonis. Dibalik luka, kau memelihara pengampunan. Hal itu, sudah menjadi aturan baku yang kau tetapkan.

Sudah kupastikan, kau adalah pemenang yang menjadi teladan bagi hidupku bu!
Aku sungguh mengagumimu. Aku bangga mengenal dan memilikimu bu!

***
Rantau Prapat, 16 September 2020
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun