Di hamparan warnaku, aku ingin menidurkan kecemburuan yang timbul. Bahkan saat luka pancarkan aromanya pada semesta hatiku, aku ingin aroma itu berguguran bersama hujan yang basah.
Aku ingin berada di taman yang menyejukkan, melihat mawar merah yang hidup lagi indah. Saat aku dirundung kesedihan, aku tetap ingin memiliki arah yang benar.
Aku mawar yang hidup, sudah terbiasa melihat ketidakadilan hidup. Tapi duri yang ada padaku, akan mewarnai duniaku yang penuh haru biru.
Aku ingin membersihkan hatiku dari racun berbisa yang membuatku hambar dan tumpul dari kebahagiaan.
***
Rantauprapat, 11 Agustus 2020
Lusy Mariana Pasaribu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!